Pengertian Match Fixing yang Menimpa Tim Laos di Piala AFF

11 Januari 2022, 20:16 WIB
Ilustrasi - Pengertian Match Fixing yang Menimpa Tim Laos di Piala AFF /Pixabay.com

MEDIA BLITAR - Match fixing yang dilakukan 45 atlit sepak bola Laos berujung sanksi larangan bermain seumur hidup.

Sanksi tersebut diberikan langsung oleh FIFA yang berwenang mengatur dunia sepak bola internasional.

Mengutip rfa.org, Selasa 7 Januari 2022 Kanya Keomany menjabat Sekretaris Federasi sepak bola Laos pada jumpa pers mengatakan, bahwa FIFA, melarang 45 pemain karena praktik match fixing atau manipulasi skor.

Baca Juga: Film Pertama Fuji Bukan Cinderella akan Tayang di Bioskop Hingga Diadaptasi dari Novel

“Praktek pengaturan pertandingan ini secara langsung mempengaruhi pemilihan pemain sepak bola kami untuk tim nasional kami untuk kompetisi regional dan internasional di masa depan,” katanya, tanpa keterangan lebih lanjut.

Wakil presiden federasi sepak bola Laos Khampheng Vongkhanti juga angkat suara di konferensi pers tersebut.

“Federasi telah secara konsisten mendidik atlet kami untuk disiplin terutama sebelum setiap kompetisi internasional, tetapi jelas, para pemain ini tidak mengindahkan saran kami. Mereka memilih kepentingan pribadi mereka daripada negara".

Baca Juga: Herry Wirawan Pemerkosa 13 Santri Dituntut Kebiri Kimia dan Hukuman Mati

“Tindakan mereka telah merusak reputasi mereka sendiri dan negara,” tambahnya.

Match fixing juga pernah dilakukan oleh beberapa tim eropa.

Salah satu skandal match fixing yang menghebohkan dunia dilakukan oleh klub besar asal Italia Juventus.

Tim raksasa yang terkenal identik dengan warna hitam putih tersebut melakukan skandal match fixing bersama dengan wasit pada rentang waktu 2004-2005.

Baca Juga: Raffi Ahmad Jika Datangkan Mesut Ozil, Lihat Formasi Ganas RANS Cilegon FC Ini, Auto Juara Liga 1 Musim Depan?

Akibatnya Juventus harus merelakan 2 gelaran juara Liga Italia tahun 2005 dan 2006, dan harus turun dari Serie-A ke Serie-B.

Tim-tim besar Italia lainnya juga pernah melakukan hal yang sama.

AC Milan, Fiorentina, Lazio dan Reggina dikabarkan pernah terlibat praktik manipulasi skor tersebut.

Bersumber dari Wikipedia, match fixing adalah melakukan suatu tindakan mengatur jalannya pertandingan yang bertujuan untuk mendapat hasil pertandingan atau skor yang sudah ditentukan.

Baca Juga: Lirik Lagu D’Bagindas Suka Sama Kamu, Cocok Buat Kamu yang Suka Memendam Perasaan Ke Dia

Seringkali match fixing pada umumnya dilakukan dengan membayar atau menyuap salah satu pihak yang bertanding.

Pemain yang bertanding dibayar untuk bermain dengan buruk, dan dengan pura-pura cedera atau sakit.

Tak melulu soal uang, match fixing juga dilakukan demi meningkatkan peluang menang di masa depan dalam suatu liga atau turnamen.

Baca Juga: Nia Ramadhani Divonis 1 Tahun Penjara, Berikut Biodata Sang Artis

Praktik manipulasi ini juga dilakukan dengan mengancam atau mengintimidasi pemain.

Tindakan curang ini tidak hanya dilakukan oleh para pihak yang bertanding, namun juga bisa dilakukan oleh wasit, panitia, bahkan pelatih atau pihak manajemen tim.

Jika dibiarkan, match fixing juga bisa dimanfaatkan dalam untuk praktik pencucian uang, menghindari pajak dan dijadikan sumber penghasilan para mafia skor dalam memanipulasi hasil judi.***

Editor: Farra Fadila

Sumber: rfa.org

Tags

Terkini

Terpopuler