Sekelumit Kisah Balapan WSBK, Michael Van Der Mark Punya Darah Maluku Indonesia dan Doyan Makan Indomie

24 November 2021, 21:19 WIB
Sekelumit Kisah Balapan WSBK, Michael Van Der Mark Punya Darah Maluku Indonesia dan Doyan Makan Indomie/ /Instagram/@michaelvdmark/

MEDIA BLITAR – Secercah kisah ajang balap berskala Internasional World Superbike (WSBK), gelaran ajang itu menyimpan cerita menarik salah satunya adalah rider BMW, Michael Van Der Mark.

Michael Van Der Mark rider BMW ternyata punya darah Indonesia lho, ia ngaku memiliki keturunan dari Maluku, bahkan ia mengaku serasa main di race kandang sendiri saat menjalani seri penutup musim kejuaraan dunia World Superbike di Sirkuit Pertamina Mandalika pekan ini.

Baca Juga: Finish Posisi Kedua di Sirkuit Mandalika, Toprak Razgatlioglu Kunci Gelar Juara WSBK 2021

Tak hanya itu ia juga mengaku doyan banget makan makanan Indonesia mulai, tak disangka ia bahkan ngaku sering banget makan Indomie.

Menginjakkan kaki untuk kedua kalinya di Indonesia, Van Der Mark memiliki kesempatan untuk tak cuma menjajal aspal baru di Mandalika namun juga menjalani hobinya, yaitu mencicipi masakan Indonesia.

"Saya suka soto ayam," kata Van Der Mark fasih melafalkan nama masakan berkuah itu menyadur dari Antara oleh MEDIA BLITAR, Selasa 24 November 2021.

Baca Juga: Deretan Kelakuan Nyeleneh Pembalap WSBK di Sirkuit Mandalika, Beli Bensin Eceran hingga Berendam di Gentong

Van Der Mark juga pernah mengunggah foto dirinya bersama sang ibu ke media sosial dan mengungkapkan kesukaannya terhadap masakan Indonesia yang mendapat sambutan positif warganet beberapa waktu lalu.

"Saya memang suka masakan Indonesia, tapi yang paling saya sukai dari sekian banyak adalah indomie... khususnya yang goreng," kata Van Der Mark disertai senyuman lebar.

Selagi di Indonesia, mungkin Van Der Mark bakal borong mie instan paling populer itu ke Belanda nanti untuk bekal libur kompetisi di akhir tahun.

Baca Juga: Mengenal Toprak Razgatlioglu Sang Juara Dunia WSBK 2021 Padahal Cuma Finis di Posisi Kedua

Berdarah Indonesia dari Mana?

Van Der Mark ternyata memiliki darah Indonesia yang diturunkan oleh sang nenek yang berasal dari Ambon.

Sang nenek Yohana Matitaputty menikah dengan warga Belanda dan melahirkan Juliet Matitaputty, yang merupakan ibu Van Der Mark.

Pebalap asal Belanda ini juga mengungkapkan dirinya mendapat sambutan yang hangat serta dukungan dari warga Indonesia, mengetahui ada pembalap keturunan Indonesia di gelaran WSBK akhir pekan ini.

Baca Juga: Buntut Pembangunan Dikebut, Pembalap Inggris Scott Redding Tak Nyaman Main di Sirkuit Mandalika

"Mereka melihat Instagram saya dan jumlah follower saya naik dalam beberapa pekan terakhir," ungkap Van Der Mark ketika ditemui di garasi tim BMW Motorrad di Sirkuit Mandalika, setelah sesi latihan bebas, Jumat.

"Saya senang datang ke sini meskipun saya memiliki sedikit darah Indonesia, tapi mereka merasa saya bagian dari mereka, dan seperti yang saya bilang, saya ingin membuat mereka bangga."

Van Der Mark merupakan salah satu pembalap yang cukup kompetitif di ajang WSBK, selalu finis peringkat tujuh besar klasemen selama tujuh musim berkiprah di balap motor sport produksi massal itu.

Berasal dari Gouda, kota kecil di bagian barat Belanda, Van der Mark mengawali karirnya di paddock World Superbike setelah merebut titel kejuaraan Superstock 600 Eropa di musim keduanya pada 2012.

Baca Juga: Netizen Malaysia Nyiyir: Jangan Berbangga Kalau Rossi Belum Balapan di Sirkuit Mandalika

Ia naik ke World Supersport Championship dan butuh dua musim saja untuk merebut gelar juara dunia balap yang berada di satu kelas di bawah WSBK setelah mengoleksi 10 podium dalam 11 balapan, termasuk enam kemenangan.

Memiliki segudang prestasi dan ayah yang seorang pebalap, Van Der Mark sebenarnya tak memiliki keinginan menjadi pembalap di masa kecilnya.

Namun semua itu berubah ketika ia menonton MotoGP Belanda atau Dutch TT di usia 11 tahun.

"Saya di sana duduk di atas bangku M1 milik Valentino Rossi. Dari momen itu dan seterusnya, saya mengatakan kepada ayah saya: 'saya ingin membalap!," ungkap Van Der Mark beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Ikut Nonton WSBK, Ganjar Pranowo Puji Keindahan Sirkuit Mandalika : Dapat Dua Pemandangan Sekaligus

Van der Mark mengaku ayahnya tak pernah memaksanya untuk menjadi seorang pebalap. "Dia membiarkan saya memutuskan kapan saya ingin memulai."

"Orang tua saya selalu mendukung saya... Saya beruntung didampingi ayah saya dalam beberapa hal karena semua pengalaman yang ia miliki, menemukan sponsor dan semuanya.

Van der Mark datang bukan dari latar belakang orang berduit, namun pekerja keras. Ayahnya memiliki perusahaan transportasi dan ketika sang putra memulai karir balapnya, perusahaannya sempat mengalami tahun-tahun yang sulit.

Setelah dua tahun menimba pengalaman di kelas World Supersport dan memenangi gelar pada 2014, Van Der Mark naik kelas ke World Superbike di tahun berikutnya menjadi tandem juara dunia bertahan kala itu Sylvain Guintoli di Honda.

Di musim debutnya, Van der Mark tiga kali finis podium sebagai rookie tahun itu. Van der Mark melanjutkan musim yang solid bersama Honda untuk tahun keduanya di WSBK sebagai tandem juara MotoGP Nicky Hayden dan finis peringkat empat klasemen umum sebelum hijrah ke Yamaha pada 2017.

Bersama tim barunya, Van der Mark mampu meraih tiga finis podium di tahun pertamanya berseragam Yamaha, diikuti sepuluh raihan podium, termasuk dua kemenangan di Donington Park pada 2018 yang membawanya finis peringkat tiga klasemen akhir tahun itu.

Baca Juga: Bosan Saat Bertugas, Kelakuan Marshal Sirkuit Mandalika Jadi Sorotan

Sang pebalap Belanda menambah koleksi trofi kemenangannya di Jerez pada 2019 sebelum menutup musim dengan positif di peringkat empat, kendati sempat mengalami cedera pergelangan tangan di Misano.

Ia memenangi satu balapan lagi di musim terakhirnya bersama Yamaha pada 2020 di Catalunya sebelum hijrah ke BMW tahun ini.

"Musim ini menantang bagi saya, saya pindah pabrikan ke BMW Motorrad WSBK Team dan kami datang tahun ini dengan motor baru yang mana saya harus menyesuaikan diri," kata Van Der Mark.

Meskipun menggunakan tunggangan baru, bukan berarti Van Der Mark tampil jeblok. Ia cukup dapat beradaptasi dan menjinakkan motor BMW M 1000 RR dan bercokol di peringkat enam klasemen sementara dengan satu kemenangan dan dua podium musim ini.

Baca Juga: Deretan Kelakuan Nyeleneh Pembalap WSBK di Sirkuit Mandalika, Beli Bensin Eceran hingga Berendam di Gentong

"Perlu menemukan 'feel' dengan motor ini... Ini proyek yang masih baru dan saya kira di beberapa seri terakhir kami telah cukup banyak peningkatan, tapi masih banyak yang bisa dikembangkan."

Seri ke-13 WSBK di Mandalika akan menutup musim sekaligus membuka arah baru bagi Van Der Mark dan tim.

Tahun ini Van Der Mark tak melihat target di kejuaraan dan fokus untuk mempersiapkan musim selanjutnya bersama BMW terlebih tahun depan ia akan mendapat tandem baru yaitu Scott Redding, yang menggantikan pembalap veteran Tom Skyes.

"Kami memiliki paket yang sangat baik, kami hanya perlu menyatukan seluruh titik kekuatan kami dan berupaya bertarung di podium di setiap akhir pekannya.

"Rekan saya sekarang, Tom, adalah pebalap yang cepat, dan sangat menyenangkan mendapat tandem yang cepat lagi tahun depan bersama Scott.***

Editor: Annisa Aprilya Putri

Tags

Terkini

Terpopuler