MEDIA BLITAR - Pada beberapa hari terakhir, media sosial diramaikan oleh penemuan 5 mayat tanpa identitas di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) ternyata cadaver. Kasus ini menjadi viral di media sosial terutama TikTok, menyebabkan kehebohan dan termasuk di kalangan masyarakat.
Mari kita simak lebih lanjut mengenai kronologi, fakta, dan kontroversi yang melibatkan penemuan mayat tersebut. Lalu apa itu cadaver yang bikin heboh publik itu?
Ketegangan mewarnai UNPRI ketika 5 mayat tanpa identitas ditemukan di lantai 15 kampus tersebut.
Informasi yang beredar menyebutkan bahwa keberadaan mayat-mayat ini sebenarnya bukan suatu kejadian baru, melainkan cadaver yang digunakan untuk pembelajaran mahasiswa Kedokteran sejak tahun 2008.
Ali Napiah Nasution, Dosen Anatomi Kedokteran UNPRI, memberikan klarifikasi terkait kejadian ini.
Kronologi Penemuan 5 Mayat: Dari Video Viral hingga Klarifikasi Mahasiswa
Sebelum penemuan 5 mayat, masyarakat dihebohkan oleh video yang menunjukkan dua mayat di lantai 9 salah satu gedung UNPRI.
Pada 11 Desember 2023, aparat kepolisian melakukan penggeledahan setelah video tersebut viral. Namun pihak kampus menghalangi penggeledahan dengan alasan tidak sesuai prosedur dan meminta surat izin dari Pengadilan Negeri Medan.
Keesokan harinya, polisi kembali menggeledah dan menemukan 5 mayat tanpa identitas di lantai 15. Mahasiswa yang membuat video memberikan klarifikasi bahwa video tersebut hanyalah hoaks.
Mengenal Mayat: Peran dalam Pembelajaran Medis dan Penelitian
Cadaver, jenazah yang digunakan untuk penelitian, pembelajaran medis, dan pelatihan medis, memiliki peran penting dalam program studi atau fakultas kedokteran.
Untuk menjaga kualitas jenazah, penyimpanan dilakukan dengan menggunakan lemari pendingin atau senyawa-senyawa kimia seperti formalin.
Setiap tempat penyimpanan mayat memerlukan sumber daya listrik dan generator set untuk mencegah terjadinya.
Kontroversi Penyimpanan Jenazah: Fakta dan Klarifikasi UNPRI
Kontroversi muncul terkait penyimpanan jenazah di UNPRI. Meskipun jenazah-mayat tersebut merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran yang sah, kampus harus memastikan bahwa prosedur penyimpanan dan pengelolaan jenazah sesuai dengan standar etika dan keamanan.
Penggunaan cadaver dalam pembelajaran kedokteran memang umum, namun pihak kampus perlu meningkatkan transparansi dan pemahaman terkait hal ini.
Penemuan 5 mayat tanpa identitas di UNPRI menimbulkan kekhawatiran dan kontroversi di kalangan masyarakat.
Untuk mengatasi hal ini, kampus perlu memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai prosedur pengelolaan jenazah dan memastikan kepatuhan terhadap standar etika.
Penting bagi pihak kampus untuk terbuka terhadap publik dan memastikan bahwa kegiatan akademis, termasuk penggunaan mayat, dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan transparansi.***