Terdeteksi di Kedalaman 800 Meter Bawah Laut, KRI Nanggala-402 Alami Keretakan

- 24 April 2021, 22:23 WIB
Terdeteksi di Kedalaman 800 Meter Bawah Laut, KRI Nanggala-402 Alami Keretakan
Terdeteksi di Kedalaman 800 Meter Bawah Laut, KRI Nanggala-402 Alami Keretakan /Pixabay/ilustrasi.
MEDIA BLITAR - Proses penyelamatan KRI Nanggala-402 yang hilang kontak pada Kamis, 21 April 2021 lalu terus dilakukan.
 
Pada laporan terbaru terungkap, kapal selam andalan TNI AL tersebut terdeteksi pada kedalaman 800 meter di bawah laut.
 
Dalam konferensi pers yang dilakukan, Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Yudo Margono mengatakan KRI Nanggala-402 terdeteksi melalui hasil pencarian yang dilakukan oleh KRI Rigel.
 
 
Margono mengatakan, pada kedalaman tersebut, kapal mengalami keretakan akibat tekanan air yang semakin dalam semakin besar.
 
Hal itu dibuktikan dengan munculnya sejumlah benda yang ada di dalam kapal.
 
"Kemudian dengan peralatan yang sudah keluar ini terjadi keretakan karena terjadi tekanan kedalaman yang sekian dalam sampai 700-800 meter," ujar Margono dalam konferensi pers, Sabtu, 24 April 2021.
 
 
"Tentunya akan terjadi keretakan terhadap kapal selam tersebut sehingga barang-barang ini keluar yang mana barang ini sebenarnya ada di dalam. Pelurus torpedo shot sampe bisa keluar ini berarti terjadi keretakan yang besar," ucapnya menyambung.
 
Ia menjelaskan, KRI Nanggala-402 ditemukan bergeser dua mil ke selatan dari lokasi tenggelamnya kapal tersebut.
 
Lokasi kapal tenggelam tersebut kini ditindak-lanjuti oleh KRI Rigel dan HMAS Ballarat milik angkatan laut Australia.
 
 
Margono mengungkapkan, keretakan yang terjadi pada KRI Nanggala-402 memungkinkan air laut masuk ke dalam lambung kapal.
 
Kendati begitu, tak seluruhnya bisa kemasukan air. Pasalnya di dalam kapal terbagi menjadi ruangan yang dibatasi oleh sekat kedap air yang dapat ditutup.
 
"Di dalam kapal ini dibagi dalam kompartemen, apabila keretakan ada di depan, kemudian anggota sempat menutup, ada kemungkinan tidak kemasukan air," ujar perwira bintang empat tersebut.
 
 
Ia memastikan KRI Nanggala-402 mengalami keretakan, bukan ledakan. Sebab bila terjadi ledakan, akan langsung terdeteksi oleh sonar dari kapal laut yang ada di sekitarnya.
 
"Kalau ledakan pasti sudah ambyar semuanya. Ini karena retakan jadi secara bertahap di bagian tertentu saat dia turun (tenggelam makin dalam) pasti terjadi fase keretakan," jelasnya.
 
"Karena kalau ledakan pasti akan terdengar. Di sonar pasti akan terdengar. Jadi bukan ledakan tapi lebih kepada keretakan," katanya.
***

Editor: Farra Fadila

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x