WHO Sebut 1 dari 3 Perempuan Alami Kekerasan

- 10 Maret 2021, 14:02 WIB
ILUSTRASI - Kekerasan pada wanita
ILUSTRASI - Kekerasan pada wanita /Pexels.com/



MEDIA BLITAR - Dalam sebuah studinya, WHO mencatat setidaknya 1 dari 3 perempuan di dunia alami kekerasan. Satu dari tiga wanita di seluruh dunia pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual dalam hidup mereka.

Dikutip dari laporan tertulis WHO, Rabu 10 Maret 2021, seperempat perempuan muda yang telah menjalin hubungan mengalami kekerasan oleh pasanganya dikisaran usia pertengahan 20-an. 

Penelitian juga menunjukkan peningkatan kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan karena kebijakan lock down selama pandemi juga meningkat.

Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta: Kesal Rafael Jenguk Andin, Al Tegaskan Hanya Ingin Istrinya Istirahat

“Kekerasan terhadap perempuan mewabah di setiap negara dan budaya, menyebabkan kerugian bagi jutaan perempuan dan keluarga mereka, dan telah diperburuk oleh pandemi Covid-19,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Kekerasan seksual sejauh ini merupakan bentuk kekerasan paling umum terjadi kepada perempuan, secara global tercatat setidaknya 641 juta perempuan mengalami hal itu. 6 persen di antaranya premepuan melaporkan telah dilecehkan secara seksual oleh orang lain selain suami atau pasangannya. 

Baca Juga: Hidup Tenang tanpa Utang! Lakukan 8 Kebiasaan Ini

Mengingat tingginya tingkat stigma dan minimnya kesadaran untuk melapor terhadap pelecehan seksual, angka kasus pelecehan seksual kemungkinan lebih besar dan jauh lebih tinggi dari data yang ditemukan.

Laporan studi terbesar yang pernah ada tentang prevalensi kekerasan terhadap perempuan, yang dilakukan oleh WHO atas nama kelompok kerja khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa.  Berdasarkan data dari 2000 hingga 2018, itu memperbarui perkiraan sebelumnya yang dirilis pada 2013.

Meski angka-angka tersebut mengungkapkan tingkat kekerasan yang mengkhawatirkan terhadap perempuan dan anak, angka itu tidak mencerminkan dampak pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung.

Baca Juga: Pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Semakin Dekat, Ini Sosok Penghulunya

WHO memperingatkan bahwa pandemi COVID-19 semakin meningkatkan resiko kekerasan terhadap prempuan akibat lock down dan isolasi mandiri.

“Sangat mengganggu bahwa kekerasan yang meluas oleh pria terhadap wanita ini tidak hanya terus berlanjut, tetapi juga yang terburuk bagi wanita muda berusia 15-24 tahun yang mungkin juga merupakan ibu muda.  Dan itulah situasi sebelum pandemi perintah tinggal di rumah.  Kami tahu bahwa berbagai dampak COVID-19 telah memicu 'pandemi bayangan' dari segala jenis kekerasan yang dilaporkan terhadap wanita dan anak perempuan," kata Direktur Eksekutif Wanita PBB Phumzile Mlambo-Ngcuka.

Baca Juga: IKATAN CINTA 10 Maret 2021: Aldebaran Tak Izinkan Nino Lakukan Tes DNA pada Reyna, Benarkah?

Ia menyebutkan setiap pemerintah harus mengambil langkah-langkah yang kuat dan proaktif untuk mengatasi hal ini, dan melibatkan perempuan dalam melakukannya.

Meskipun banyak negara melihat peningkatan pelaporan kekerasan seksual ke saluran lebmaga bantuan, polisi, petugas kesehatan, guru, dan penyedia layanan lainnya selama lock down, dampak penuh pandemi pada prevalensi hanya akan ditetapkan saat survei dilanjutkan, catatan laporan tersebut.***

Editor: Rezky Putri Harisanti

Sumber: un.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x