- Waktunya lebih banyak dihabiskan dan hampir setiap hari mengurung diri di dalam rumah maupun kamar
- Menghindari kondisi sosial di lingkungan sekitarnya secara terus-menerus
- Gejala yang paling riskan mengganggu kegiatan rutin, fungsi kerja, akademis dan hubungan sosial
- Menganggap menarik diri dari lingkungan sosial sebagai ego-syntonic
- Waktu pengurungan diri minimal enam bulan
- Tidak ada kondisi gangguan mental yang disebabkan penarikan maupun penghindaran sosial
Baca Juga: Atta Halilintar dan Aurel Pamer Kado Pernikahan, Berikut Isi Kado dari Jokowi dan Ibu Iriana
Kenapa dan Bagaimana Hikikomori Bisa Terjadi?
Salah seorang hikikomori bernama Hide mengisahkan awal mula dirinya menjadi hikikomori ketika terjadi masalah saat berhenti sekolah.
Dia mengungkapkan bahwa dirinya merasa bersalah atas diri sendiri dan kedua orang tuanya menyalahkannya karena tidak bersekolah.
Tekanan meningkat dan secara bertahap dia menjadi takut keluar rumah secara umum. selain itu, dia takut bertemu dengan orang lain, sehingga dia tidak berani keluar rumah.
Hide sedikit demi sedikit mulai memutuskan komunikasinya dengan berbagai pihak mulai dari teman-teman dan orang tuanya.
Selama di dalam rumah, dia lebih banyak menghabiskan waktu menonton TV sepanjang hari demi tidak bertemu dengan kedua orang tuanya.
Hide merasa semua jenis emosi negatif ada di dalam dirinya. Dia juga berkeinginan untuk keluar dan marah kepada orang tua dan masyarakat.
Namun, Hide merasa sedih sekaligus takut karena kondisi ini dan masa depannya nanti. Ditambah lagi, kecemburuannya terhadap orang lain yang mampu menjalankan kehidupan normal.