Donald Trump Positif Covid-19, Investor Mulai Lirik Joe Biden

3 Oktober 2020, 20:43 WIB
Joe Biden. /Instagram/joebiden

MEDIA BLITAR - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump beberapa hari lalu dinyatakan positif Covid-19. Dampaknya akan besar jika Trump sakit berkepanjangan sehingga tak mampu lagi memimpin negara, maka dari itu harus ada penggantian pemimpin.

Jika pemimpin berganti maka cara mengurus ekonominya pun kemungkinan akan berubah.

Namun, apabila Trump hanya sakit kemungkinan tidak akan ada yang berubah dari perekonomian di AS.

Baca Juga: Bosan dan Butuh Hiburan di Masa Pandemi? Film Kartun Komedi Ini Bisa Jadi Pilihan

Pandemi Covid-19 belum berakhir sehingga menambah tensi pemilihan presiden di AS. Belum lagi terjangkitnya pemimpin negara adidaya oleh Covid-19 menambah ketidakpastian global yang masih membayangi.

CEO Hercules Investments, James McDonald, mengungkapkan, kalau investor harus mulai mengurangi risiko portofolio dan mulai melakukan lindung nilai untuk menghadapi ketidakpastian pasar.

Dia menyebut bank besar bahkan sudah melakukan simulasi untuk menghadapi lonjakan likuiditas hingga risiko kredit saat ini.

Baca Juga: Setelah Isu Pengunduran Diri, Kini Muncul Petisi Online Jokowi Copot Menkes Terawan

Selain itu bank juga melakukan stress test untuk seluruh skenario terburuk yang akan terjadi. Kemudian melakukan hedging untuk pinjaman yang masih berjalan.

"Trump yang positif Corona akan mempengaruhi perdagangan," kata James dikutip dari Reuters, Sabtu 3 Oktober 2020.

Hal ini membuat bank dan investor global lebih mengarah pada kemenangan calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden. Investor dan bank menyebut kasus positif pada Trump akan memberikan pukulan telak untuk kampanyenya saat ini.

Baca Juga: Kolaborasi Pegadaian dan Pertamina: Minyak Jelantah Jadi Emas, Bagaimana Bisa?

Rival Trump, Joe Biden memiliki sejumlah keunggulan dibanding Trump yang sangat agresif saat tampil dalam debat pertama mereka.

Selain itu, akibat dari positif Covid-19, Trump disebut-sebut akan kehilangan waktu berharganya dalam kampanye pemilihan presiden AS Mengutip Reuters, Sabtu 3 Oktober 2020, penurunan angka pengangguran di AS tercatat menurun menjadi 7,9% dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini merupakan keuntungan bagi calon presiden petahana.

Ekonom Visa Michael Brown mengungkapkan tenaga kerja merupakan
angka penting yang menjadi bekal untuk calon presiden. Departemen Tenaga Kerja AS
melaporkan jika terjadi penurunan angka pengangguran sejak April lalu yang mencapai 14,7% yang merupakan level tertinggi sejak pandemi Covid-19.

Baca Juga: Ini Cara Dapatkan Kartu Keluarga Sejahtera, Syarat Terima Bansos Rp500 Ribu

Pengumuman positifnya Donald Trump ini akan membuat pemilih membuka peluang untuk ke kandidat lain. Kepala Riset Investasi State Street Global Advisors, Michael Arone, mengungkapkan menurunkan angka pengangguran ini merupakan hal yang berat. Presiden terpilih harus bekerja ekstra keras untuk menekan jumlah pengangguran.

Namun Ekonom Center for American Progress, Michael Madowitz, menyebutkan jika angka pengangguran ini bisa mempengaruhi keinginan memilih warga AS. Pengaruh turunnya angka pengangguran pada pemilihan presiden ini terjadi pada periode 1976.

Baca Juga: Gawat! Jutaan Pekerja Terancam Gagal Terima BLT Subsidi Upah

Kemudian ketika Carter kalah dari penantang dari Partai Republik yakni Ronald Reagan pada 1980. Lalu pengangguran juga masih banyak saat Bill Clinton menggulingkan Presiden Republik George Bush pada 1992.

Selanjutnya juga terjadi saat Presiden Demokrat Barack Obama pada 2012.

***

Editor: Ninditoo

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler