Ibadah Haji di Metaverse, Bagaimana Pendapat Ulama?

10 Februari 2022, 13:19 WIB
Ilustrasi - Ibadah Haji di Metaverse, Bagaimana Pendapat Ulama? /Abdullah_Shakoor

MEDIA BLITAR – Ibadah haji bisa dilakukan di metaverse, bagaimana pendapat ulama dunia?

Semua berawal dari ketika Arab Saudi berinisiatif membawa situs tersuci umat Islam ke dunia metaverse pada Desember 2021 yang lalu.

Hal ini memungkinkan siapa saja untuk melihat secara virtual, ka'bah yang dihormati di kota Mekah dari rumah mereka.

Peristiwa metaverse ini disebut "Virtual Black Stone Initiative", dimana setiap pengguna dapat melihat Hajar Aswad secara virtual yang diletakkan di salah satu sudut Ka'bah, di Masjid Agung Mekah tersebut.

Baca Juga: Link Download Minecraft Resmi 1.18.10.04 Februari 2022 Mojang Studios Bukan APK Mod Pocket Edition

“Inisiatif ini memungkinkan umat Islam untuk melihat Hajr Aswad secara virtual sebelum ziarah ke Mekah,” kata salah satu pejabat Saudi Arabia dikutip dari hurriyetdailynews.com dalam sebuah pernyataan saat mengumumkan inisiatif tersebut.

Namun, inisiatif tersebut menimbulkan kontroversi di seluruh dunia.

Banyak yang mempertanyakan melalui media sosial; “Apakah haji di metaverse dapat dianggap sebagai ibadah yang nyata?”.

Baca Juga: Profil dan biodata Nam Joo Hyuk, Aktor Drakor Twenty Five Twenty One yang Segera Tayang

Pertanyaan yang sama banyak terlontar di kalangan muslim Turki kepada Diyanet, selaku Direktorat Urusan Agama di Turki.

“This [Hajj on the metaverse] cannot happen,” jawab Remzi Bircan, direktur Departemen Layanan Haji dan Umrah Diyanet, pada 1 Februari 2022.

Yang berarti Haji tidak dapat dilaksanakan di metaverse.

Baca Juga: Link Download Minecraft Java Edition 1.17 The Caves & Cliffs Mojang Studios Legal Aman Bukan Apk Mod

"Setiap umat dapat mengunjungi ka'bah di metaverse, namun itu bukanlah ibadah yang sesungguhnya. Dalam beribadah, kaki harus menyentuh tanah,” tambahnya.

Jadi, menurut Bircan, haji harus dilakukan secara fisik dengan pergi ke kota suci tersebut dalam kehidupan nyata.

Dia mengatakan, bahwa ada kemungkinan dari inisiatif Saudi Arabia tersebut adalah "untuk promosi".

Baca Juga: Debut di Badminton Asia Team Championship 2022, Pramudya: Kesempatan yang Baik!

“Seperti berkeliling Museum Arkeologi di Istanbul dengan kacamata VR, inisiatif Saudi Arabia ini juga untuk mempromosikan Ka'bah.” ujar Bircan.

Mengunjungi Ka'bah dapat dilakukan di metaverse, tetapi itu tidak akan bisa disamakan dengan "haji yang sebenarnya," kata Kepresidenan Urusan Agama Turki (Diyanet) setelah diskusi selama sebulan.

Abdullah Tırabzon, seorang akademisi dari Fakultas Teologi Universitas Istanbul, juga sependapat dengan Diyanet.

Baca Juga: Jam Tayang Layangan Putus di RCTI Hari Ini, Sinopsis: Kinan Mencium Bau Perselingkuhan Mas Aris

“Virtual dan realitas tidak akan pernah bisa sama. Setelah Anda melakukan kunjungan virtual ke ka'bah, umrah maupun kegiatan ziarah anda hanyalah sekedar kegiatan dunia maya,”kata Tırabzon.

Menurutnya, istilah agama ketika dibawa dalam dunia metaverse akan sangat berbahaya dan beresiko.

"Jika muncul gagasan 'haji di metaverse' hari ini, maka besok akan muncul lagi gagasan 'sholat di metaverse.' Ini semua adalah pemikiran yang sempit," jelas Tirabzon.***

Editor: Farra Fadila

Sumber: Hurriyetdailynews.com

Tags

Terkini

Terpopuler