Selain harus mendekam di penjara sebagai akibat perbuatannya, Devara juga harus menerima kenyataan bahwa dia tidak berhasil lolos ke Senayan.
Meski memperoleh suara sebanyak 226, namun tidak cukup untuk mewujudkan impian politiknya. Lebih lanjut, Partai Garuda juga mengambil langkah tegas dengan memecat Devara sebagai kader mereka.
Kasus Devara Putri Prananda menjadi cermin tragis dari perjalanan hidup yang penuh dengan keputusan salah dan tindakan kriminal. Dari seorang caleg muda yang berpotensi, ia terlibat dalam kasus pembunuhan yang berakhir segalanya.
Kisah ini menjadi pelajaran bagi kita semua tentang betapa berbahayanya rasa cemburu dan keputusan impulsif dalam hubungan.***