Network
MEDIA BLITAR - Tidak bisa dipungkiri bahwa media sosial, khususnya TikTok, seringkali menjadi ladang subur bagi munculnya kata-kata baru yang kemudian menjadi tren di kalangan pengguna. Salah satu kata yang sedang hangat diperbincangkan belakangan ini adalah "babayo".
Kata ini mulai menarik perhatian warganet setelah sering muncul dalam berbagai video di TikTok. Meskipun sudah sering terdengar, masih banyak orang yang belum mengetahui arti sebenarnya dari kata tersebut.
Mengungkap Makna "Babayo" Setelah Viral di TikTok
Fenomena viralnya kata "babayo" bermula dari akun TikTok @botakteras yang dikelola oleh Michael Simanjuntak bersama mitra kontennya yang bernama Ryan.
Ryan, yang kini berusia 17 tahun, sering kali menggunakan kata "babayo" dalam berbagai konten yang diunggah bersama Michael. Namun, tahukah kita apa sebenarnya makna dari kata yang kerap kali terdengar ini?
Arti Sebenarnya dari Kata "Babayo"
Meskipun awalnya terdengar asing, kata "babayo" sebenarnya berasal dari bahasa Minang yang memiliki arti "berbahaya". Dalam konteks penggunaannya sehari-hari, kata ini sering digunakan untuk mengingatkan orang terhadap situasi yang berpotensi membahayakan atau menimbulkan ketidaknyamanan.
Tidak jarang pula kata "babayo" diucapkan ketika seseorang merasa ada hal yang dilakukan dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan.
Misteri di Balik Sosok Ryan dan Asal Usul Nama Panggilan "Babayo"
Meskipun kata "babayo" seringkali diucapkan oleh Ryan dalam konten-konten di TikTok, masih banyak yang penasaran dengan sosok sebenarnya dari Ryan. Michael, pengelola akun @botakteras, mengungkapkan bahwa Ryan bukanlah nama asli mitra kontennya tersebut.
Nama panggilan ini awalnya muncul karena Ryan kurang jelas dalam berbicara ketika pertama kali bertemu dengan Michael. Namun, masih menjadi misteri apa yang melatarbelakangi Ryan sering menggunakan kata "babayo" dalam konten-konten mereka.
Pentingnya Edukasi dan Pemahaman akan Bahaya Konten Digital
Fenomena seperti viralnya kata "babayo" menunjukkan betapa kuatnya pengaruh media sosial dalam membentuk tren dan budaya di masyarakat. Namun, di balik keseruannya, kita juga perlu menyadari pentingnya edukasi dan pemahaman akan bahaya yang mungkin terkandung dalam konten-konten digital.
