Karena tertarik dengan tawaran itu, Nedim bersedia menemui Seniz di hotel tempatnya tinggal. Rupanya Seniz sudah merencanakan penjebakan untuk Nedim.
Sebelum berangkat, Ceren yang mengetahui tujuan kepergian suaminya, memasukkan pulpen yang berisi alat perekam. Kedalm jaket Nedim.
Di hotel, Seniz sudah mempersiapkan drama yang bisa menyulut kemarahan dari keponakan Agah Karacay.
Seniz sudah memesan makanan dan mempersiapkan pisau untuk menusuk Nedim ketika lengah. Bahkan dia juga sudah menutup pisau itu dengan kain putih.
Sesampainya Nedim di kamar hotel, Seniz berpura-pura untuk mengulur waktu dengan pembicaraan ‘receh’ tentang kesehariannya.
“Hentikan Seniz, apa yang mau kamu bicarakan?” ucap Nedim.
“Mumtaz, ayahmu bukan orang baik. Bahkan dia punya perempuan-perempuan lain sepertiku,” jawab Seniz.
Dengan sabar Nedim berusaha menahan amarahnya, hingga tangannya bergetar karena menahan emosi.