Media Blitar - Atlet Tembak asal Korea Selatan Jon Jong-oh mengkritik Komite Olimpiade Internasional (KOI) usai kalah merebut medali emas Javad Foroughi.
Menjadi perbincangan yang panas hingga trending di twitter pada Minggu, 1 Agustus 2021 dengan hastag Jepang Barat.
Menurut netizen, Korea Selatan disebut Jepang Barat lantaran pernah menjadi sebagian wilayah Kekaisaran Jepang mulai tahun 1910 hingga tahun 1945.
"Bagaimana bisa teroris memenangkan tempat pertama di Olimpiade? Itu hal yang paling tidak masuk akal dan konyol," ucap Jon Jong-oh pada wartawan, dilansir dari The Korea Times.
Menurut pria kelahiran Korea Selatan ini menganggap pemberian Medali Emas Olimpiade kepada penembak jitu Iran Javad Foroughi tidak hanya merupakan bencana bagi olahraga Iran tetapi juga bagi komunitas internasional, dan terutama reputasi KOI.
Baca Juga: Kaesang dan Nadya Arifta Makin Lengket, Felicia Tissue Pasang Badan Laporkan Haters Rasis
"Foroughi yang berusia 41 tahun adalah anggota lama dan saat ini dari IOC. Sebuah organisasi teroris," papar Jon Jong-oh.
Komentar penembak jitu Korea itu muncul setelah organisasi atletik hak asasi manusia Iran, United for Navid, mengeluarkan pernyataan menyusul kemenangan Foroughi.
Menurut Jon Jong-oh Javad Foroughi keanggotaannya dalam milisi Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), yang ditunjuk sebagai sebuah organisasi teroris oleh AS pada 2019 menjadikannya teroris.
Baca Juga: Jebloskan Haters ke Polisi, Felicia Tissue Naik Pitam Usai Ibunya Dilecehkan dan Dihina Rasis
"Kami menyerukan penyelidikan segera oleh IOC, dan sampai penyelidikan selesai, penangguhan penghargaan medali apa pun," tambah pria peraih medali enam kali Olimpiade.
***