MEDIA BLITAR – Cerita dari Dela bisa menjadi pilihan untuk dongeng malam sebelum tidur. Dongeng ini, diceritakan oleh Widya Suwarna.
Simak kisah dari Dela si Burung Latang-layang di sini.
Sekelimpok burung laying-layang sedang latihan terbang jauh. Tak lama lagi musim dingin tiba. Mereka akan mengungsi ke negeri tropis.
“Tinggal dua kali latihan, sesudah itu kami akan berangkat. Oh, senangnya. Di negeri musim panas matahari bersinar sepanjang hari. Pemandangan pun sangat indah!” pikir Dela, seekor burung layang-layang muda. Inilah pertama kalinya ia akan ikut terbang jauh ke negeri tropis, ke sebuah bukit tak jauh dari lapangan terbang.
Baca Juga: Lagi Ramai! Orang yang Bukan Prioritas, Menerima Vaksin Covid-19 Lebih Dulu, Apa Akibatnya?
Sambil terbang berkelompok, Dela membayangkan senangnya bercengkerama bersama kawan-kawan sesama burung layang-layang muda, di negeri indah yang akan dikunjunginya.
Tiba-tiba pemimpin memberi aba-aba. “Cepat menukik dan terbang rendah. Ada pesawat terbang!”
Kelompok burung layang-layang itu terbang rendah. Karena belum berpengalaman dan takut akan gemuruh mesin pesawat, Dela bertubrukan dengan seekor burung layang-layang yang besar dan kuat. Sayapnya patah dan Dela terpaksa mendarat. Kawan-kawannya tetap melanjutkan terbang tinggi setelah pesawat terbang itu berialu.
Habislah harapan Dela. Tak mungkin ia ikut terbang ke negeri yang jauh. Beberapa hari lagi kawannya sudah akan berangkat.
Baca Juga: Bentuk Hidung dan Pelipis Tunjukkan Karakter Ayu Ting Ting, Pakar Wajah: Seorang yang Agresif
“Wah, kamu tak bisa ikut kawan-kawanmu ke negeri tropis, ya. Pergilah ke rumah di sudut jalan itu. Ada wanita tua yang bersedia menampung burung-burung yang tak bisa mencari makan,” kata si burung nuri, “termasuk burung yang bodoh seperti kamu.”
Dela tersinggung.
“Aku tidak bodoh,” katanya ketus. “Aku kena musibah. Gara-gara kapal terbang celaka itu, aku bertabrakan dengan burung lain dan sayapku sakit.”
“Kalau tidak bodoh, kamu tidak akan tabrakan. Lagipula kamu bingung kan sekarang?” sahut Burung Nuri. “Kalau tak mau dengar nasihatku, terserah.”
Baca Juga: INFO COVID-19 RABU 10 FEBRUARI 2021 KAB. BLITAR: Ditemukan 23 Kasus Positif, 38 Sembuh, 5 Meninggal
“Aku tak bisa ke sana. Sayapku sakit,” kata Dela.
“Harus bisa tahan. Di sana kamu akan dirawat dan diberi makan. Kalau mau menyerah kalah dan menyesali nasib boleh juga. Paling-paling kamu mati di sini,” kata Burung Nuri.
Walaupun kata-katanya keras, apa yang dikatakan burung nuri itu benar juga. Maka Dela pun berangkat dengan menahan sakit. Si Burung Nuri yang ketus cukup berbaik hati mengantarnya.
Di rumah wanita tua itu ada seekor burung kakaktua. Tampaknya ia sudah kenal dengan si Burung Nuri. Keduanya berceloteh.
Waita tua pemilik rumah kemudian datang memeriksa Deia. Dua minggu iagi engkau akan sembuh.
Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 11 Februari: Aldebaran Ungkap Reina Anak Kandung Andin, Kembali Bersatu!
“Deta tetap murung. Dua minggu cukup Kawan-kawannya pasti sudah berangkat. Haruskah selama musim dingin ia tinggal di situ? Dan si Burung Nuri yang menyebalkan juga katanya akan menumpang di sana. Kelihatannya Kakaktua itu pun cukup nyinyir.
“Kali lain kalau diajarkan apa-apa, perhatikan sungguh-sungguh. Kamu tidak akan tabrakan dengan kawanmu kalau kamu tahu mengikuti irama kecepatan turun. Masih muda jangan suka sok aksi,” komentar si Kakaktua ketika mendengar cerita kecelakaan Dela.
Dela ingin melawan, tapi ia kan menumpang di sana. Masa ribut dengan penghuni lama? Jadi, mau tak mau ia diam dan terpaksa bersabar.
Hari demi hari berlalu. “Bila sudah sembuh, aku akan pindah ke tempat lain. Tapi ke mana? Aku tidak tahu di mana lagi ada tempat bernaung,” pikir Dela dengan gundah.
Baca Juga: Sinopsis Film The Forbidden Kingdom, Aksi Jackie Chan Bebaskan Jet Li si Raja Kera
Si Burung Nuri sering pergi dan datang kembali. Selalu ia membawa cerita baru dan si Kakaktua selalu mendengarkan dengan semangat. Lambat laun Dela juga menyukai kawannya yang cerewet dan mulai banyak bercakap dengan mereka berdua.
Suatu hari si Burung Nuri berkata, “Kalau kamu berani kamu bisa pergi ke negeri tropis menyusul kawan-kawanmu.”
“Caranya?” tanya Dela. Wah, bukan main senangnya kalau memang bisa.
“Ada rombongan sirkus yang akan berangkat naik kapal laut ke negeri tropis. Kamu ikut saja rombongan itu. Tapi kamu harus bisa bergaul. Jangan sombong dan lekas marah. Aneka ragam hewan ikut dan kamu harus tahu membawa diri,” si Burung Nuri menjelaskan.
Baca Juga: Ibunda Amanda Manopo Buka-bukaan Soroti Hubungan Billy Syahputra dan Amanda Manopo
“Aku mau mencoba. Terima kasih. Yang mana kapalnya?” tanya Dela.
Si Burung Nuri bersedia mengantarkan ke pelabuhan. Mereka berangkat ke pelabuhan dan Dela pun masuk ke kapal, la harus mengalahkan rasa takutnya karena di kapal juga ada harimau, gajah, dan beruang yang besar, la pun harus bisa bergaul dengan monyet-monyet yang usil dan tidak kalah cerewetnya dengan si Burung Nuri.
Tapi untunglah Dela bukan lagi burung layang-layang muda yang mudah menyerah pada keadaan, la sudah bisa mengatasi kesulitan.
Dan seminggu kemudian kawan-kawan Dela di bukit tropis yang indah dekat lapangan terbang keheranan melihat Dela sanggup menyusul mereka. Dela pun bergembira. Akhirnya terkabul juga apa yang didambakannya, walaupun ia harus mengatasi kesulitan-kesulitan lebih dahulu. Kalau ada kesulitan, memang tidak boleh menyerah kalah. Harus dihadapi dengan tabah.
***