Jessica Stern, merupakan utusan Khusus dari Amerika Serikat yang bergerak di bidang Hak Asasi Manusia (HAM) untuk kelompok LGBTQI+.
Rencananya, Jessica Stern akan berkunjung ke Indonesia pada 7 sampai 9 Desember 2022.
Baca Juga: Dugaan Kampanye LGBT di Citayam Fashion Week SCBD? Wakil Ketua MUI Sorot Anak-anak
Melalui keterangan tertulisnya, wakil ketua umum MUI Buya Anwar Abbas, menjelaskan alasan penolakan atas kedatangan utusan khusus tersebut.
"Sehubungan dengan akan datangnya Jessica Stern utusan Khusus Amerika Serikat untuk memajukan hak asasi manusia (HAM) LGBTQI+ tanggal 7-9 Desember ke Indonesia maka MUI menyatakan menolak dengan tegas kehadiran dari utusan khusus tersebut," kata Wakil Ketua Umum MUI Buya Anwar Abbas.
Berdasar pada ajaran dari enam agama yang ada di Indonesia, semua ajaran agama tersebut menolak keberadaan kaum LGBTQI+.
Baca Juga: Citayam Fashion Week jadi Ajang Promosi LGBT, MUI Minta Orang Tua dan Pemerintah Turun Tangan
Bahkan mereka tidak mentolerir apa yang dilakukan oleh keenam negara yang diakui oleh bangsa Indonesia.
"Karena kita tahu dari enam agama yang diakui di negeri ini tidak ada satupun yang mentolerir praktik LGBTQ+ tersebut," lanjutnya.
Diketahui bahwa orientasi seks dari kaum LGBTQI+ dilakukan dengan sesama jenis, dalam artian laki-laki dengan laki-laki dan juga sebaliknya, perempuan dengan perempuan.
Baca Juga: Unilever DIkecam oleh Netizen, Terkait Dengan Dukungannya Terhadap LGBT
Dimana praktek tersebut melanggar ajaran agama dimana fitrah seorang laki-laki menikah dengan seorang perempuan.
"Kalau laki-laki kawin dengan laki-laki dan atau perempuan kawin dengan perempuan, maka dia sudah pasti tidak akan bisa melahirkan keturunan," jelas buya Anwar Abbas.
Penolakan yang diserukan oleh pihak MUI, bukan sebuah penolakan terhadap utusan dari negara tetangga, dalam hal ini Amerika Serikat.
Hal ini semata karena misi yang dibawa oleh utusan Khusus Amerika Serikat, Jessica Stern, yang tidak sesuai dengan ajaran agama di Indonesia dan dianggap bisa merusak nilai-nilai luhur bangsa dan budaya Indonesia.
"Sebagai bangsa yang beragama dan beradab kita disuruh untuk menghormati tamu. Tapi kita juga tidak bisa menerima tamu yang tujuannya datang ke sini adalah untuk merusak dan mengacak-acak nilai-nilai luhur dari agama dan budaya bangsa kita," jelas Byua Anwar Abbas. ***