Apa Itu BDSM Fantasi Seksual yang Dialami Oleh Siskaeee, Jenis Hubungan Kencan Pasangan Jaman Now

16 Oktober 2022, 12:29 WIB
Apa Itu BDSM Fantasi Seksual yang Dialami Oleh Siskaeee, Jenis Hubungan Kencan Pasangan Jaman Now /YouTube/Deddy Corbuzier

MEDIA BLITAR – Apa itu BDSM jenis hubungan kencan pasangan jaman now, fantasi seksual yang dialami oleh Siskaeee.

Diketahui bahwa nama Siskaeee sempat tak terdengar kabarnya setelah terjerat kasus pornografi beberapa waktu lalu.

Siskaeee menjalani hukuman selama 10 bulan penjara dan dibebaskan pada Juli 2022 lalu. Dalam pengakuannya yang ia lakukan adalah bentuk dari rasa dendamnya atas apa yang terjadi di masa lalunya.

Kini ia muncul kembali dengan membawa cerita masa lalunya di podcast Deddy Corbuzier. Ia menceritakan tentang hasrat seksualnya mulai dari eksibisionis, hiperseksual hingga BDSM yang dilakukannya.

Baca Juga: Ternyata Ini Arti Nyenuk Nyeni dan Sentolop Artinya, Ketahui Artinya Bahasa Gaul yang Viral di TikTok

Lantas apa itu BDSM?

BDSM adalah singkatan dari bondage, discipline (or domination), sadism (or submission), masochism.

Cambridge Dictionary menjelaskan arti BDSM tersebut adalah perbudakan, disiplin (atau dominasi), sadisme (atau penyerahan), masokisme yang merupakan aktivitas seksual yang melibatkan, misalnya, mengikat pasangan, permainan di mana satu pasangan mengontrol yang lain, atau memberi dan menerima rasa sakit untuk kesenangan.

Kegiatan dalam BDSM sering ditandai dengan pengambilan peran yang melibatkan ketidaksetaraan kekuasaan.

Baca Juga: Apa Itu Eksibisionis Adalah Apa? Gangguan Mental yang Bikin Orang Senang Pamerkan Organ Vital Ditempat Umum

Draf Rancangan Undang-Undang (RUU) Ketahanan Keluarga mengatur pelarangan aktivitas seks sadisme dan masokhisme atau biasa dikenal dengan Bondage and Discipline, Sadism and Masochism (BDSM). BDSM adalah aktivitas seksual yang merujuk pada perbudakan fisik, sadisme dan masokhisme yang dilakukan atas kesepakatan kedua belah pihak.

Pada penjelasan Pasal 85 ayat 1 disebutkan aktivitas seks sadisme dan masokhisme merupakan penyimpangan seksual.

  1. Sadisme adalah cara seseorang untuk mendapatkan kepuasan seksual dengan menghukum atau menyakiti lawan jenisnya.
  2. Masochisme kebalikan dari sadisme adalah cara seseorang untuk mendapatkan kepuasan seksual melalui hukuman atau penyiksaan dari lawan jenisnya.

Kemudian, Pasal 86 RUU Ketahanan Keluarga, menyatakan, keluarga yang mengalami krisis keluarga karena penyimpangan seksual wajib melaporkan anggota keluarganya kepada badan yang menangani ketahanan keluarga atau lembaga rehabilitasi yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mendapatkan pengobatan atau perawatan.

Baca Juga: Spoiler One Piece Chapter 1063: Law dan Kelompok Blackbeard Saling Bertarung

Jenis Fantasi Seksual

Lainnya Fantasi seksual adalah bagian dari kehidupan seksualitas seseorang. Menurut psikolog, terdapat 3 kategori fantasi seksual, yaitu seks berkelompok, BDSM (sadomasokisme), dan tipe petualang. Tidak hanya laki-laki, perempuan juga mempunyai jenis fantasi seksualnya sendiri.

Bahkan, setiap orang memiliki perbedaan dalam berfantasi. Perbedaan jenis dan bentuk fantasi itu diakibatkan oleh kepribadian kita.

Justin Lehmiller seorang Psikolog asal Kinsey Institite dalam bukunya Tell Me What You Want: The Science of Sexual Desire and How It Can Help You Improve Your Sex Life mengungkapkan bahwa fantasi seksual dapat menjelaskan beberapa hal pribadi dari kita termasuk jenis kepribadian.

Baca Juga: Film Black Adam Kapan Tayang di Bioskop Indonesia? Ini Link Nonton Trailer dan Jadwal Rilisnya

Dalam kajiannya itu ia meneliti lebih dari 4.000 orang Amerika yang berusia 18 hingga 87 tahun yang mencakup berbagai kategori seperti pekerjaan, identitas seksual dan gender, dan afiliasi politik dan agama.

Tiga poin dalam BDSM secara garis besar adalah bondage and discipline, dominance and submission, serta sadism and masochism.

Istilah dari poin-poin tersebut berkaitan dengan istilah perbudakan, penyerahan, dan sadisme hingga mengacu pada praktik seks.

Lehmiller menemukan ada berbagai macam bentuk fantasi, yang kemudian ia bagi dalam tiga kategori, yaitu seks berkelompok, BDSM (perbudakan, dominasi/penyerahan diri, sadomasokisme) dan tipe kebaruan atau petualangan.

Baca Juga: Irjen Toni Harmanto Ditunjuk Sebagai Kapolda Jatim, Berikut Rekam Jejak Karir Sebagai Polri

Dalam tiga klasifikasi itu tipe perbudakan atau sadomasokisme dan tipe petualangan seks di lokasi baru adalah fantasi yang paling populer.

Berdasarkan penelitian tersebut, terdapat perbedaan fantasi pria dan wanita. Perempuan lebih cenderung berfantasi tentang pengalaman sesama jenis dan BDSM, dibandingkan laki-laki.

Sementara laki-laki lebih cenderung memiliki fantasi yang lebih erotis seperti crossdressing atau menjurus pada fantasi dengan banyak pemikiran tabu.

Sebenarnya orang yang lebih sering difantasikan adalah kekasih kita saat ini. Hal ini, lanjut Lehmiller, dikarenakan fantasi seringkali dirancang untuk memenuhi kebutuhan emosional kita, seperti merasa dicintai, diinginkan, dan kompeten secara seksual.

Baca Juga: Fakta Menarik Teddy Minahasa, Bongkar Jaringan Judi Online 303 Ferdy Sambo hingga Tersangkut Kasus Narkoba

Oleh karena itu berfantasi tentang pasangan lebih mampu memberi kita apa yang kita butuhkan pada saat itu.

Dia menemukan, orang-orang berkepribadian ekstrovert lebih suka berfantasi tentang seks kelompok dan non-monogami. Ini masuk akal karena mereka suka bertemu orang baru.

Orang yang kerap mengasihani dan mementingkan kesejahteraan orang lain cenderung kurang berfantasi tentang BDSM, perselingkuhan, dan seks tanpa emosi. Pola ini masuk akal karena mereka tidak ingin menyakiti siapa pun.

Mereka yang pada kehidupan sehari-hari lebih detail,saat berfantasi mereka akan lebih memperhatikan hal-hal seperti di mana fantasi terjadi.

Fantasi yang melibatkan konten seks yang emosional dan mencoba hal-hal baru akan terjadi pada mereka yang pada kesehariannya belum mampu mengatasi stress.

Baca Juga: Link Nonton dan Sinopsis The Golden Spoon Episode 8 Legal Full Movie Bukan di LK21, Drakorid Tanpa MyDramalist

Lehmiller juga mengatakan bahwa berfantasi memberi kita kesempatan untuk mengubah hal-hal yang mungkin tidak kita sukai tentang diri kita.

Penelitian menunjukkan Fantasizing dapat memacu hasrat dan gairah seksual dan berbagi fantasi dengan pasangan berarti kita merasa percaya diri dalam hubungan kita.

Tetapi harus dimulai dengan hati-hati dan pelan-pelan. Lehmiller mengatakan bahwa pertimbangkan apakah fantasi Anda sebenarnya adalah sesuatu yang ingin Anda alami.

Ada beberapa hal yang bisa berdampak buruk saat kita ingin merealisasikan fantasi yang kita khayalkan. Jadi, kata Lehmiller, pastikan untuk mempertimbangkan berbagai dampak dan risiko sebelum mengambil langkah itu.***

Editor: Farra Fadila

Tags

Terkini

Terpopuler