MEDIA BLITAR - Arief Muhammad mengaku tak setuju apabila mural yang merupakan karya seni jalanan dihapus oleh polisi dengan alasan ketertiban lingkungan serta merusak pemandangan.
Influencer Arief Muhammad sentil baliho kamapanye dan membandingan dengan kelakuan para elit politik yang biasanya memasang baliho kampanye di jalanan.
Ia menyebut bukankah hal itu juga sama saja, sebab sama-sama merusak pemandangan, mengganggu ketertiban lingkungan, atau bahkan si pemasang juga tak meminta izin terlebih dahulu kepada sang pemiliki tanah.
Kekesalannya itu diungkapkannya melalui Instagram pribadinya, @ariefmuhammad akibat pemberitaan yang belakangan ini heboh mengenai penghapusan mural bernada kritik diberbagai tempat ramai.
Aksi penghapusan mural yang memiliki nada kritik itu gencar dilakukan baik aparat daerah ataupun polisi di masing-masing wilayah.
Baca Juga: Arief Muhammad Setuju Koruptor Mulai Dipanggil MALING, Arief Muhammad: Rasanya Memang Lebih Pantas
Kemunculan mural ini mulanya berkaitan karena kondisi masyarakat yang stress akibat pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai.
Beberapa mural yang ditulis oleh seniman jalanan, membawa narasi mengenai perasaan warga yang mengkritik situasi penanganan pandemi.
Salah satu mural yang cukup popular adalah mural yang ada di Solo yang bertuliskan 'Negaraku Minus Nurani' dan 'Orang Miskin dilarang Sakit'.
Baca Juga: Arief Muhammad Merasa Terusik Banyak Netizen Minta Ikoy-Ikoyan ke Selebritis Tanah Air
Kabarnya mural-mural ini tersebar di berbagai kawasan Stabelan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta.
“Dengan logika petugas sekarang yang menghapus mural dengan alasan ketertiban lingkungan, tidak ijin ke yang punya tembok, dan merusak pemandangan… berarti besok pas udah musim pemilu, temen2 yang tanah/tembok/pagar/halaman rumah atau komplek kalian ditaro poster caleg/capres sembarangan tanpa ijin, tolong diturunkan atau dicoret ramai-ramai yaa. Biar adil,” tulis Arief Muhammad di unggahan Instagram-nya dilansir oleh MEDIA BLITAR, 28 Agustus 2021.***