MEDIA BLITAR - Berita Covid-19 lama-kelamaan menjadi bahan sensitif di kalangan masyarakat. Hal tersebut lantaran banyaknya oknum tertentu yang memanfaatkan momen untuk mendulang keuntungan maupun simpati.
Akhir-akhir ini publik dikejutkan dengan pernyataan salah satu sosok dokter yakni, dr. Louis Anti Aging. Dirinya mengungkapkan tidak mau mengakui adanya virus Covid-19.
Tak segan-segan dirinya juga menuding terkait banyaknya pasien terdampak Covid-19 meninggal dunia lantaran karena obat bukan virus.
Baca Juga: Daftar Penyakit yang Dilarang Mengikuti Vaksin Covid-19, Jangan Sembarangan Bisa Berakibat Fatal
Usai pernyataan demikian menjadi viral sekaligus bahan perbincangan publik maupun netizen. Tak jauh dari dunia medis salah seorang wanita yang mengaku bekerja di sebuah apotek menjadi viral lantaran menuding para pasien yang dinyatakan positif Covid-19 usai divaksin.
Hal tersebut dapat dilihat dari sebuah unggahan akun Instagram @viralnow6236 pada Minggu, 11 Juli 2021.
Dari tayangan tersebut tampak seorang wanita yang diduga bekerja di Apotek hampir setiap hari orang datang bertanya mengenai sebuah keluarga yang dinyatakan positif Covid-19 apakah sudah vaksin. Lalu si wanita tersebut menjawab sudah divaksin dan banyak saksinya.
Baca Juga: Dokter Lois Beri Sinyal Tolak Undangan IDI untuk Klarifikasi, Buat BIN Disorot dan Didesak Netter
"Saya ini kerja di apotek, hampir setiap hari orang yang datang saya tanya, yang keluarganya positif itu, habis vaksin gak? Baru aja ini lagi, banyak saksinya, ya habis vaksin," kata wanita tersebut.
Kemudian dia melanjutkan usai melakukan vaksinasi sebanyak dua kali setelah itu merasakan efek berupa demam, kehilangan penciuman dan lainnya.
Si wanita tersebut langsung menuding bahwa vaksin yang baru saja diberikan dapat memicu seseorang yang sebelumnya baik-baik saja menjadi terserang Covid-19.
"Sudah positif, dan menularkan ke semua orang ini, kok diem sih semuanya, satu hari berjuta-juta lho yang mau disuntik ini, apa gak ada yang bisa berbuat apa-apa ini," tuturnya.
Namun, hingga berita ini ditayangkan masih belum jelas siapa wanita termasuk tempat kerja maupun domisilinya.
Sebelumnya, salah seorang dokter yang menjadi bahan perbincangan publik yakni, dr. Louis. Dirinya menjadi viral lantaran pernyataan bantahan terhadap kematian 50 ribu pasien yang ditanyakan oleh Hotman Paris lantaran virus Covid-19.
Bagi dokter yang akrab disapa dr.Louis Anti Aging tersebut mengatakan kematian tersebut timbul lantaran interaksi obat yang diberikan.
Ungkapan tersebut menjadi bahan perbincangan netizen saat dr.Louis diwawancarai saat berada dalam acara Hotman Paris Show.
Hotman Paris mengatakan percaya apa tidak virus Corona tersebut ada? Menurut dr.Louis yang meninggal lebih dari 50 ribu tersebut meninggal lantaran apa?
Baca Juga: Menkes Budi Gunadi Putuskan Vaksin Dosis Ketiga Jenis Moderna, Simak Penjelasan Berikut Ini
"Percaya gak ada Corona? Kalau tidak percaya menurut Ibu yang sudah meninggal yang katanya sudah 50 ribu yang sudah dikubur, itu kenapa tuh, itu meninggal karena apa?," tanya Hotman Paris.
"Meninggalnya di rumah sakit atau di rumah?," ujar dr. Luis.
"Apapun namanya itu, yang dikubur secara Prokes Covid, menurut Ibu dokter itu meninggal karena virus Corona apa tidak?," ujar Hotman.
Dr.Louis pun mengungkapkan bahwa orang yang meninggal denga prokes Covid bukan disebabkan oleh virus Corona. Hal tersebut membuat Hotman Paris terus mengejar jawaban dari dr.Louis Anti Aging lantaran apa para pasien tersebut meninggal?
Kemudian, dr.Louis mengungkapkan bahwa meninggalnya 50 ribu orang tersebut disebabkan oleh obat bukan virus. Pasalnya, interaksi obat tersebut maka virus tersebut dapat membuat orang dengan komorbid menjadi semakin parah.
Kemudian Hotman memberikan penegasan dengan bertanya apakah obat yang dicampur-campur dapat memicu para pasien tersebut meninggal. Kemudian sang dokter tersebut mengungkapkan berdasarkan data dari rumah sakit setidaknya terdapat 6 macam obat yang diberikan.
Pada akhirnya, Hotman Paris bertanya kembali untuk menegaskan jawaban dari dr.Louis dengan menyimpulkan pasien yang meninggal sebanyak 50 ribu tersebut mati lantaran obat bukan karena virus.***