Sementara itu, salah satunya ditegaskan oleh Lembaga Presidensi Urusan Keagamaan Turki (Diyanet). Itu karena syarat ibadah itu adalah menyentuh lantai Mekkah secara langsung.
“Ini (ibadah haji di Metaverse) tidak mungkin terjadi,” papar Direktur Departemen Haji dan Umrah Diyanet, Remzi Bircan, Hurriyet Daily News.
Dikatakan oleh Hurriyet Daily News Turki, Departemen Urusan Agama Turki (Diyanet) setelah mengkajinya sebulan, mengeluarkan keputusan: Mengunjungi Ka'bah di metaverse tidak dianggap ibadah Haji.
“Haji di metaverse tidak bisa terjadi. Umat bisa mengunjungi Ka'bah di metaverse tapi itu tidak akan dianggap sebagai ibadah,” kata Direktur Departemen Layanan Haji dan Umrah Diyanet, Remzi Bircan.
Mereka memutuskan haji harus dilakukan di dunia nyata. Ka'bah lewat VR dianggap sama saja dengan layanan VR di sejumlah museum dunia.***