Apa Itu Arti Metaverse? Arab Saudi Buat Ka'bah di Metaverse untuk Haji Picu Kontroversi Panas

- 9 Februari 2022, 15:30 WIB
Apa Itu Arti Metaverse? Arab Saudi Buat Ka'bah di Metaverse untuk Haji Picu Kontroversi Panas/Pexels/Jessica Lewis Creative
Apa Itu Arti Metaverse? Arab Saudi Buat Ka'bah di Metaverse untuk Haji Picu Kontroversi Panas/Pexels/Jessica Lewis Creative /

MEDIA BLITAR – Kerajaan Arab Saudi membuat kehebohan setelah beberapa waktu lalu menggaungkans sebuah ide untuk membuat ibadah Haji di metaverse. Rencana ini pun sontak membuat berbagai kontroversi panas.

Meski menimbulkan kontroversi ternyata masih banyak orang yang belum mengetahui apasih dunia metaverse itu. Nah di artikel ini kamu akan menemukan penjelasan lengkap mengenai apa itu arti melaverse.

Dilansir dari USA Today, metaverse adalah kombinasi dari beberapa elemen teknologi, termasuk virtual reality, augmented reality dan video di mana pengguna “hidup” dalam dunia digital.

Baca Juga: Tambah Fitur, Link Download Minecraft 1.19 Wild Update Februari 2022, Resmi Mojang Studios Bukan Apk Mod

Pendukung metaverse membayangkan penggunanya bekerja, bermain, dan tetap terhubung dengan teman-teman melalui segala hal mulai dari konser dan konferensi hingga perjalanan virtual keliling dunia.

Sedangkan menyadur dari Coinmarketcap oleh Media Blitar, metaverse merupakan ruang virtual yang diciptakan sebagai versi digital dari berbagai aspek yang ada di dunia nyata, baik itu interaksi antara manusia maupun fungsi ekonomi.

Secara lebih jelasnya, istilah metaverse mengacu pada dunia virtual yang menyerupai kehidupan dunia nyata, dengan tanah, bangunan, avatar yang bisa dibeli dan dijual, seringkali menggunakan mata uang kripto.

Baca Juga: Metaverse Adalah Dunia Realitas Virtual dalam Bentuk 3D, Apakah Pengertian dan Manfaatnya? 

Di dalam dunia ini, orang-orang dapat beraktivitas, berteman, mengunjungi tempat tertentu, membeli barang dan jasa, layaknya di kehidupan nyata.

Secara etimologis, metaverse sendiri berasal dari kata 'meta' yang bermakna 'melampaui' dan 'verse' yang berarti 'alam semesta'. Sehingga metaverse dapat diartikan sebagai sebuah ruang berisi materi yang melampaui semua hal yang terlihat di dunia ini.

Konsep metaverse pertama kali dikenalkan dalam novel Snow Crash karya Neal Stephenson di tahun 1992 yang menceritakan perjalanan metaverse sepasang kurir untuk menyelamatkan diri dari distopia kapitalis.

Baca Juga: Absen dari Badminton Asia Team Championship 2022, The Minions Dapat Misi dari PBSI

Sementara itu, penulis esai Matthew Ball memprediksi bahwa metaverse akan menjadi pintu gerbang yang membawa manusia merasakan berbagai pengalaman digital dan menjadi platform yang bahkan bisa menyerap tenaga kerja baru.

Ia yakin bahwa metaverse mampu menjadi kekuatan pendorong untuk menciptakan generasi baru bagi perusahaan dan menjadi pemimpin industri.

Para futuris menyebut bahwa konsep Metaverse mirip dengan penggambaran dalam cerita fiksi ilmiah Ready Player One. Metaverse dapat dikenali dengan beberapa karakteristik dasar seperti berikut:

Baca Juga: Chika Buka Suara Terkait dengan Hubungan Thoriq dan Fuji Hingga Video Lamanya yang Dipenuhi Hujatan

Sama dengan di dunia nyata, ekonomi di ruang metaverse berfungsi secara penuh. Berbagai aktivitas jual beli, transaksi produk dan layanan dilakukan dengan mata uang asli berbasis blockchain.

Pemerintah Arab Saudi belakangan ini menghebohkan media karena berencana membuat virtual reality (VR) Ka'bah Masjidil Haram di metaverse. Usut punya usut rencana ini sudah digembor-gemborkan sejak akhir Januari 2022 lalu.

“Virtual Black Stone Initiative memungkinkan umat Islam merasakan pengalaman Hajar Aswad secara virtual sebelum ziarah ke Makkah (Mekah),” demikian kata akun Facebook resmi Haramain dilansir oleh Media Blitar.

Baca Juga: Profil Lengkap AKP Novandi Arya Kharisma Anak Gubernur Anggota Polres Berau Tewas Terbakar Usai Kecelakaan

Haramain sediri diterjemahkan sebagai “dua tempat suci” mengacu pada Mekah dan Madinah, khususnya dua masjid suci di sana.

“Presidensi Dua Masjid Suci, Abdul-Rahman Al-Sudais, yang departemennya terpisah tetapi bekerja sama dengan organisasi Haramain, meresmikan program tersebut pada Senin,” papar laporan situs web kantornya. Inisiatif ini merupakan proyek Badan Urusan Pameran dan Museum, bekerja sama dengan Universitas Umm Al-Qura.

Dikutip dari Middle East Eye, proyek metaverse ini bernama Virtual Black Stone Initiative yang diluncurkan akhir Desember 2021.

Baca Juga: Bocoran Sinopsis Net Turkish Zalim Istanbul 9 Februari 2022, Siapa Penyelamat Nedim Saat Henti Jantung?

Otak dari ide ini digaungkan oleh Imam Besar Masjidil Haram, Syeikh Abdurrahman Sudais.

Nantinya, pembuatan Ka'bah di metaverse berkolaborasi dengan Universitas Umm al-Qura dan Administrasi Urusan Pameran dan Museum Arab Saudi.

Tujuan pembuatan Kakbah di metaverse ini adalah memberi kesempatan umat Islam bisa menyentuh Hajar Aswad secara virtual.

Maklumlah, di dunia nyata mereka harus rebutan dengan ribuan orang lain. Atau, kita tidak bisa sama sekali menyentuhnya karena pandemi Corona.

Baca Juga: Jadwal Tayang Married with Senior: Kisah Mika dan Angkasa yang Complicated

Lantaran itu, di Timur Tengah lalu menggaungkan ide, kalau Kakbah sudah ada di metaverse, bagaimana kalau ibadah Haji juga dilakukan di metaverse.

Perdebatan ini pun cukup ramai di Timur Tengah bahkan Indonesia yang merupakan negara yang mayoritas beragama muslim. Bagaimana tanggapan ulama? Rupanya, para ulama Turki duluan yang angkat bicara.

Sebelumnya kontroversi sempat terjadi karena VR Ka'bah ini. Karena dikhawatirkan adanya Ka'bah dalam dunia metaverse tak dapat dikategorikan sebagai ibadah Haji.

Baca Juga: Kronologi Awal Mula Arab buat Ka'bah di Metaverse, Benarkah Buat Ibadah Haji?

Sementara itu, salah satunya ditegaskan oleh Lembaga Presidensi Urusan Keagamaan Turki (Diyanet). Itu karena syarat ibadah itu adalah menyentuh lantai Mekkah secara langsung.

 “Ini (ibadah haji di Metaverse) tidak mungkin terjadi,” papar Direktur Departemen Haji dan Umrah Diyanet, Remzi Bircan, Hurriyet Daily News.

Dikatakan oleh Hurriyet Daily News Turki, Departemen Urusan Agama Turki (Diyanet) setelah mengkajinya sebulan, mengeluarkan keputusan: Mengunjungi Kakbah di metaverse tidak dianggap ibadah Haji.

Baca Juga: Married with Senior Tayang Setiap Hari Apa? Ini Jadwal Lengkap dan Link Nontonnya

“Haji di metaverse tidak bisa terjadi. Umat bisa mengunjungi Kakbah di metaverse tapi itu tidak akan dianggap sebagai ibadah,” kata Direktur Departemen Layanan Haji dan Umrah Diyanet, Remzi Bircan.

Mereka memutuskan haji harus dilakukan di dunia nyata. Kakbah lewat VR dianggap sama saja dengan layanan VR di sejumlah museum dunia.***

Editor: Farra Fadila


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah