Mengenal Apa Itu Metaverse? Gembar-gembor Arab Saudi Buat Kakbah di Metaverse untuk Haji Picu Kontroversi

9 Februari 2022, 17:51 WIB
Ilustrasi - Mengenal Apa Itu Metaverse? Gembar-gembor Arab Saudi Buat Ka'bah di Metaverse untuk Haji Picu Kontroversi/Pexels/Moose Photos//pixabay/dlohner /

MEDIA BLITAR – Gembar-gembor soal kerajaan Arab Saudi yang bakal buat Ka'bah di metaverse untuk haji picu kontroversi panas di kalangan masyarakat muslim. Bukan hanya Indonesia namun juga negara-negara islam lainnya.

Lantas benarkah Ka'bah dan juga ibadah haji akan dilaksanakan secara virtual? Simak penjelasan lengkapnya mengenai kebenaran berita tersebut di artikel ini.

Arab Saudi membuat geger setelah beberapa waktu lalu menggaungkans sebuah ide untuk membuat ibadah Haji di metaverse.

Meski banyak menimbulkan kontroversi ternyata masih banyak orang yang belum mengetahui apa sih dunia metaverse itu. Nah di artikel ini kamu akan menemukan penjelasan lengkap mengenai apa itu melaverse.

Baca Juga: Biodata Jordi Amat Maas, Calon Bek Naturalilasi Timnas Indonesia Mantan Pemain Top Klub-klub Eropa

Mengenal Apa Itu Metaverse?

Dilansir dari USA Today oleh Media Blitar, Rabu 9 Februari 2022, metaverse adalah kombinasi dari beberapa elemen teknologi, termasuk virtual reality, augmented reality dan video di mana pengguna “hidup” dalam dunia digital.

Pendukung metaverse membayangkan penggunanya bekerja, bermain, dan tetap terhubung dengan teman-teman melalui segala hal mulai dari konser dan konferensi hingga perjalanan virtual keliling dunia.

Sedangkan menyadur dari Coinmarketcap, metaverse merupakan ruang virtual yang diciptakan sebagai versi digital dari berbagai aspek yang ada di dunia nyata, baik itu interaksi antara manusia maupun fungsi ekonomi.

Baca Juga: Link Nonton dan Spoiler Ghost Doctor Episode 13, Bagaimanakah Operasi Cha Young Min?

Secara lebih detail, istilah metaverse merujuk pada dunia virtual yang menyerupai kehidupan dunia nyata, dengan tanah, bangunan, avatar yang bisa dibeli dan dijual, seringkali menggunakan mata uang kripto.

Di dalam dunia ini, orang-orang dapat beraktivitas, berteman, mengunjungi tempat tertentu, membeli barang dan jasa, layaknya di kehidupan nyata.

Secara etimologis, metaverse sendiri berasal dari kata 'meta' yang bermakna 'melampaui' dan 'verse' yang berarti 'alam semesta'. Sehingga metaverse dapat diartikan sebagai sebuah ruang berisi materi yang melampaui semua hal yang terlihat di dunia ini.

Baca Juga: Link Nonton dan Spoiler Ghost Doctor Episode 13, Bagaimanakah Operasi Cha Young Min?

Sejarah Metaverse

Konsep metaverse pertama kali dikenalkan dalam novel Snow Crash karya Neal Stephenson di tahun 1992 yang menceritakan perjalanan metaverse sepasang kurir untuk menyelamatkan diri dari distopia kapitalis.

Sementara itu, penulis esai Matthew Ball memprediksi bahwa metaverse akan menjadi pintu gerbang yang membawa manusia merasakan berbagai pengalaman digital dan menjadi platform yang bahkan bisa menyerap tenaga kerja baru.

Ia yakin bahwa metaverse mampu menjadi kekuatan pendorong untuk menciptakan generasi baru bagi perusahaan dan menjadi pemimpin industri.

Baca Juga: Spoiler dan Sinopsis Ghost Doctor Episode 13, Cha Young Min Kritis, Mungkinkah Dia Selamat?

Para futuris menyebut bahwa konsep Metaverse mirip dengan penggambaran dalam cerita fiksi ilmiah Ready Player One. Metaverse dapat dikenali dengan beberapa karakteristik dasar seperti berikut:

Sama dengan di dunia nyata, ekonomi di ruang metaverse berfungsi secara penuh. Berbagai aktivitas jual beli, transaksi produk dan layanan dilakukan dengan mata uang asli berbasis blockchain.

Baca Juga: Profil dan Biodata Fatimah Sis Zahra, Kader PSI Banjarmasin yang Kecelakaan Bersama AKP Novandi Arya

Gembar-gembor Metaverse Arab Saudi

Pemerintah Arab Saudi belakangan ini menghebohkan media karena berencana membuat virtual reality (VR) Ka'bah Masjidil Haram di metaverse. Usut punya usut rencana ini sudah digembor-gemborkan sejak akhir Januari 2022 lalu.

“Virtual Black Stone Initiative memungkinkan umat Islam merasakan pengalaman Hajar Aswad secara virtual sebelum ziarah ke Makkah (Mekah),” demikian kata akun Facebook resmi Haramain dilansir oleh Media Blitar.

Haramain sendiri diterjemahkan sebagai “dua tempat suci” mengacu pada Mekah dan Madinah, khususnya dua masjid suci di sana.

Baca Juga: Gregoria Mariska Pimpin Tim Putri Bulutangkis Indonesia di Badminton Asia Team Championship 2022

“Presidensi Dua Masjid Suci, Abdul-Rahman Al-Sudais, yang departemennya terpisah tetapi bekerja sama dengan organisasi Haramain, meresmikan program tersebut pada Senin,” papar laporan situs web kantornya. Inisiatif ini merupakan proyek Badan Urusan Pameran dan Museum, bekerja sama dengan Universitas Umm Al-Qura.

Dikutip dari Middle East Eye, proyek metaverse ini bernama Virtual Black Stone Initiative yang diluncurkan akhir Desember 2021.

Otak dari ide ini digaungkan oleh Imam Besar Masjidil Haram, Syeikh Abdurrahman Sudais.

Baca Juga: Lihat Harga Pasar Pratama Arhan Meroket Tajam, Paling Mahal Diantara Pemain di Piala AFF U23 2022

Nantinya, pembuatan Ka'bah di metaverse berkolaborasi dengan Universitas Umm al-Qura dan Administrasi Urusan Pameran dan Museum Arab Saudi.

Tujuan pembuatan Ka'bah di metaverse ini adalah memberi kesempatan umat Islam bisa menyentuh Hajar Aswad secara virtual.

Maklumlah, di dunia nyata mereka harus rebutan dengan ribuan orang lain. Atau, kita tidak bisa sama sekali menyentuhnya karena pandemi Corona.

Baca Juga: Fakta-fakta Kecelakaan AKP Novandi Arya Kharisma Anak Gubernur Anggota Polres Berau Tewas Terbakar

Lantaran itu, di Timur Tengah lalu menggaungkan ide, kalau Ka'bah sudah ada di metaverse, bagaimana kalau ibadah Haji juga dilakukan di metaverse.

Perdebatan ini pun cukup ramai di Timur Tengah bahkan Indonesia yang merupakan negara yang mayoritas beragama muslim. Bagaimana tanggapan ulama? Rupanya, para ulama Turki duluan yang angkat bicara.

Sebelumnya kontroversi sempat terjadi karena VR Ka'bah ini. Karena dikhawatirkan adanya Ka'bah dalam dunia metaverse tak dapat dikategorikan sebagai ibadah Haji.

Baca Juga: All of Us Are Dead, Layaknya Kisah Nyata Tragedi Mematikan di Korea Selatan, Yuk Simak Penjelasannya

Sementara itu, salah satunya ditegaskan oleh Lembaga Presidensi Urusan Keagamaan Turki (Diyanet). Itu karena syarat ibadah itu adalah menyentuh lantai Mekkah secara langsung.

 “Ini (ibadah haji di Metaverse) tidak mungkin terjadi,” papar Direktur Departemen Haji dan Umrah Diyanet, Remzi Bircan, Hurriyet Daily News.

Dikatakan oleh Hurriyet Daily News Turki, Departemen Urusan Agama Turki (Diyanet) setelah mengkajinya sebulan, mengeluarkan keputusan: Mengunjungi Ka'bah di metaverse tidak dianggap ibadah Haji.

Baca Juga: Lirik Lagu Jadi Yang Kuinginkan - Vierratale Viral di TikTok, Semoga Kau Kan Tetap Jadi Apa yang Ku Inginkan

“Haji di metaverse tidak bisa terjadi. Umat bisa mengunjungi Ka'bah di metaverse tapi itu tidak akan dianggap sebagai ibadah,” kata Direktur Departemen Layanan Haji dan Umrah Diyanet, Remzi Bircan.

Mereka memutuskan haji harus dilakukan di dunia nyata. Ka'bah lewat VR dianggap sama saja dengan layanan VR di sejumlah museum dunia.***

 

Editor: Farra Fadila

Tags

Terkini

Terpopuler