Ia juga menyampaikan kesannya selama berada di Tokyo, Jepang sejak sampai disana.
“Kesannya saya gak boleh keluar, jadi kita di kamar terus berangkat latihan terus pulang lagi ke kamar. Cuman ya memang protokolnya kan seperti ini ya. Sejauh ini walaupun lihat Kota Kumamoto hanya dari jendela bis, tapi ya okelah,” tambah atlet yang kerap disapa Jojo itu.
Selain itu, kesan saat di Tokyo juga disampaikan oleh Anthony Ginting yang mengaku sependapat dengan Jonatan Christie.
“Karena kalau ke Jepang minimal gak ke minimarketnya aja tuh kayak ada yang kurang. Atlet-atlet ini kalau ke Jepang pasti kalau abis makan mampir ke minimarket seenggaknya jajan-jajan. Banyaklah jajan yang gak ada di Indonesia,” ungkap Anthony Ginting.
Seluruh atlet dan para tim juga tidak lupa meminta doa dan dukungan kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Heri Akhmadi juga menanyakan adakah dampak psikologi karena tidak adanya penonton untuk para atlet Indonesia.
“Sebenarnya kalau ada penonton justru pemain Jepang pressure ya pak, lebih enak kalau ada penontonnya sih. Sama kayak kita di Indonesia, kadang-kadang ada plus minusnya,” ungkap salah satu tim Indonesia.
Baca Juga: Mohammad Ahsan dan Hendra Sukses Buat Tumbang Malaysia, di Bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020
Sementara itu, pelatih atlet bulutangkis ganda putri juga meminta doa agar di Olimpiade Tokyo 2020 membawa perubahan untuk tim ganda putri bisa mencatat sejarah baru.