Bukan Meriah! Namun Diwarnai Pemakaman Pahlawan Revolusi saat Perayaan HUT TNI 5 Oktober 1965

- 5 Oktober 2020, 20:15 WIB
Unggahan di akun Twitter Presiden Jokowi (Joko Widodo) memperingati HUT TNI.
Unggahan di akun Twitter Presiden Jokowi (Joko Widodo) memperingati HUT TNI. /Foto: Twitter @jokowi/

MEDIA BLITAR – Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang biasanya perayaan HUT TNI dirayakan dengan suka cita dan meriah.

Tepat hari ini, 5 Oktober 2020 perayaan HUT TNI harus diselenggarakan secara terbatas melalui upacara virtual karena situasi pandemi Covid-19 yang masih terus merenggut korban jiwa.

Jika kita tarik kembali ke belakang, yakni pada saat kejadian pada 5 Oktober 1965, ketika itu suasananya lebih menegangkan sekaligus menyedihkan dan juga dipenuhi tangis setelah pecahnya peristiwa Gerakan 30 September.

Baca Juga: 5 Oktober 2020 Ulang Tahun ke-75, Ucapan Dirgahayu TNI Trending di Twitter

Dilansir dari buku Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G.30.S/PKI) (1978), ABRI baru menemukan kuburan para jenderal korban pembunuhan tiga hari setelah peristiwa terjadi, yakni pada petang hari tanggal 3 Oktober 1965.

Pihak ABRI berhasil menemukan tempat penguburan beberapa perwira tinggi Angkatan Darat itu di Desa Lubang Buaya, Jakarta, tepatnya di sebuah sumur tua dengan kedalaman 12 meter.

Baca Juga: Digelar Secara Virtual, Jokowi jadi Inspektur Upacara HUT TNI ke-75

Pembongkaran sumur yang hendak dilakukan hari itu juga ternyata mengalami kendala teknis. Sehingga pembongkaran baru bisa dilaksanakan pada keesokan harinya.

“Pembongkaran tempat penguburan segera dilakukan, tetapi karena kesukaran tehnis, pembongkaran 7 (tujuh) jenazah korban penculikan yang telah mulai membusuk itu, baru dapat diselesaikan pada tanggal 4 Oktober 1965,” tulis buku terbitan Komandan Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban itu.

Baca Juga: Perayaan HUT ke-75 TNI Trending di Twitter, Ketahui Sejarah Singkat TNI

Setelah pembongkaran dilakukan, ketujuh korban itu tak langsung dimakamkan. Pemakaman baru dilakukan pada esok harinya.

Seluruh jenazah sementara disemayamkan di AULA MABAD (Markas Besar Angkatan Darat) dan baru pada 5 Oktober 1965 dimakamkan di Pusat Taman Pahlawan Bangsa Kalibata.

Baca Juga: Hari Ini, Peringati HUT TNI ke-75 di Istana Negara Jakarta Secara Virtual

Tak ayal sebelum prosesi pemakaman berlangsung, banyak masyarakat yang kemudian tumpah ke jalan-jalan untuk menyaksikan iring-iringan jenazah.

“Beratus-ratus ribu rakyat berjejal-jejal di sepanjang route iring-iringan jenazah para Pahlawan Revolusi itu sebagai perujudan dari rasa hormat, belasungkawa dan simpati,” tulis buku tersebut.

Baca Juga: Hadapi Potensi Gempa dan Tsunami di Jawa Timur, Berikut Langkah Untuk Antisipasi

Artikel ini telah tayang di Pangandaran.pikiran-rakyat.com dalam artikel yang berjudul “Tragis Perayaan HUT TNI 5 Oktober 1965 Diwarnai Pemakaman Pahlawan Revolusi, Nasution: Selamat Jalan”.

Ketika pemakaman berlangsung, turut hadir para pejabat dan tokoh masyarakat. Salah satunya adalah Menteri Pertahanan dan Keamanan/Kepada Staf Angkatan Bersenjata RI, Jenderal A.H. Nasution yang juga sempat memberikan pidato.

Baca Juga: Hadapi Potensi Gempa dan Tsunami di Jawa Timur, Berikut Langkah Untuk Antisipasi

“Hari ini hari Angkatan Bersenjata Kita, hari yang selalu gemilang akan tetapi untuk kali ini, adalah hari yang dihina oleh fitnahan, dihina oleh pengkhianatan, dihina oleh penganiayaan, akan tetapi hari Angkatan Bersenjata kita, bagi setiap prajurit tetap dirayakannya dalam hati sanubari dengan tekad kita, dengan Nama ALLAH Yang Maha Kuasa, bahwa kita akan tetap menegakkan: Kejujuran, kebenaran dan keadilan,” ucap Nasution dalam pidatonya.

Baca Juga: Siap-Siap! Beasiswa LPDP Dibuka Mulai Besok 6 Oktober 2020, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

Nasution pun menekankan bahwa adanya fitnah terhadap tubuh ABRI. Kata tersebut terus diulang-ulang oleh Nasution.

“Fitnah, fitnah berkali-kali, fitnah lebih jahat dari pembunuhan. Fitnah lebih jahat dari pembunuhan,” tegas Nasution.

Sebagai perpisahan, Nasution mengucapkan selamat jalan kepada para Pahlawan Revolusi yang telah mendahuluinya itu.

“Selamat jalan adik-adikku sekalian . . . . . . . . selamat jalan, terima kasih segala pengabdianmu, selamat jalan sampai bertemu,” pungkas Nasution.

***

Editor: Annisa Aprilya Putri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x