Network
MEDIA BLITAR - Klinik aborsi ilegal di Jakarta Pusat, berhasil digerebek oleh Penyidik dari Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan (Subdit Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya.
Berdasarkan keterangan dari Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komber Pol Yusri Yunus, tadi malam, Rabu 23 September 2020, mengatakan selama tiga tahun beroperasi, klinik ilegal yang berlokasi di Jalan Percetakan Negara itu diperkirakan telah melayani 32 ribu pasien dengan tarif yang bervariasi sesuai usia kandungannya.
Baca Juga: BLACKPINK IN YOUR AREA!, Sudah Siap Bermain Game PUBG Mobile Dengan Lagu How You Like That?
"Biaya per pasien berkisar Rp2,5 Juta. Jika dihitung keuntungan yang telah didapat mencapai Rp10,920 Miliar," kata Yusri, seperti dikutip MEDIA BLITAR dari JakpusNews.com, Kamis 24 September 2020.
Dijelaskan, dalam sehari klinik ini mampu melayani 5-10 pasien dan semua keuntungan dibagi kepada semua orang yang terlibat.
Baca Juga: Dr. Tirta: Rapid Test Itu Bisnis atau Gimmick, Jangan Dijadikan Patokan Covid-19
"Pembagian uang untuk dokter 40 persen, kemudian agen, dan ada untuk pegawainya dibayar Rp250.000 sehari," ucap Yusri.
Dalam kasus ini polisi telah menyita sejumlah barang bukti berupa satu set alat Sactum atau vacum penyedot darah bakal janin, satu set tempat tidur untuk tindakan aborsi, satu unit alat tensi darah, satu unit alat USG tiga dimensi, satu unit alat sterilisasi, satu set tabung oksigen, dan satu buah nampan stainless.
Baca Juga: ShopeePay Gandeng KALCare dan K24Klik Permudah Akses Kebutuhan Produk Kesehatan
Kemudian, satu nampan besi, satu kain selimut warna putih garis-garis, satu bungkus obat antibiotik Amoxicillin, satu strip obat anti nyeri Mefinal, satu strip Vitamin Etabion, dan dua buah buku pendaftaran.
