Yohanes juga mendengarkan jeritan minta tolong dari anak kecil dan ibu-ibu yang berada di Stadion Kanjuruhan. Suara-suara itu yang membuatnya kemudian memutuskan untuk turun ke area lapangan sekaligus meminta aparat keamanan agar tak menembakkan gas air mata ke arah tribun.
"Awal pak polisi bilang, 'oiya bilangin teman-temanmu'. Waktu itu [ada] satu oknum itu berteriak sama saya, mulai membentak-bentak, itu mulai ada serangan kepada saya. Awal serangan dari belakang, mengarah ke kepala, itu serangan beberapa kali, saya tidak melihat siapa yang menyerang, ndak melihat orangnya siapa, tidak melihat identitasnya," tuturnya pilu.
Atas peristiwa tragis di Stadion Kanjuruhan tersebut, Polri telah menetapkan 6 tersangka, yaitu:
1. Saudara Ir AHL, Direktur Utama PT LIB
2. Saudara AH, Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan
3. Saudara SS selaku Security Officer
4. Wahyu SS, Kabag Ops Polres Malang
5. Saudara H, Danki 3 Brimobb Polda Jatim
6. Saudara TSA, Kasat Samapta Polres Malang
"Berdasarkan gelar dan alat bukti permulaan yang cukup maka ditetapkan saat ini 6 tersangka," kata Sigit dalam jumpa pers di Malang, Jawa Timur, Kamis 6 Oktober 2022.
Tidak ada sepakbola seharga nyawa manusia, gas air mata yang ditembakkan kini justru mengalirkan air mata jutaan rakyat Indonesia. Tragedi Kanjuruhan adalah puncak dari tradisi buruk penyelenggaraan sepakbola di Indonesia.
Itulah cerita Yohanes Prasetyo tentang Tragedi Kanjuruhan Malang di tengah upayanya menyelamatkan sesamanya dengan turun ke lapangan memohon bantuan aparat untuk tak tembakkan gas air mata.