MEDIA BLITAR - Kasus penyerangan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memasuki babak baru, dengan kesimpulan hasil putusan Jaksa yang tak disangka.
Seperti diberitakan Pikiran-Rakyat.com, pelaku penyiraman air keras hanya dituntut satu tahun penjara oleh jaksa penuntut umum (JPU). Keduanya dianggap 'tidak sengaja' menyiram Novel Baswedan dengan air keras.
Publik pun bergeming, mengecam tuntutan serta alasan JPU yang tak masuk akal itu. Novel Baswedan pun juga merasa tak terwakili oleh jaksa dan mempertanyakan tugas mereka yang seharusnya melindungi hak-hak warga negara.
Novel Baswedan angkat bicara, menurutnya "yang terjadi sejak persidangan awal, saya tidak melihat jaksa berpihak kepada saya sebagai korban," ungkap Novel.
Lebih lanjut dirinya kembali bersuara, untuk mencari keadilan yang seharusnya berlaku setara bagi dirinya dan semua orang di Indonesia.
"Saya tidak bisa melakukan hal apapun kecuali menyampaikan kritik terbuka baik melalui koalisi sipil atau kelompok masyarakat tertentu yang peduli terhadap keadilan," ujarnya.
Lewat akun Twitter pribadinya, Novel Baswedan mencuitkan berbagai pertanyaan dan meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk turun tangan lantaran sudah berjanji menyelesaikan kasusnya sejak lama.
Pak Presiden @jokowi , proses penegakan hukum hingga tuntutan 1 tahun thd penyerang saya, apakah seperti itu penegakan hukum yg bapak bangun atau ini ada rekayasa/masalah dibalik proses itu?
Sebaiknya bapak merespon agar ini jelas... https://t.co/CjEsx2lrT5— novel baswedan (@nazaqistsha) June 13, 2020
Salah satunya dengan mengutip ucapan langsung dari Presiden Jokowi ketika dirinya baru saja disiram air keras.
Rekaman dari wawancara Jokowi diunggah oleh akun @paijodirajo dan dicuit ulang oleh @nazaqistsha milik Novel Baswedan.