MEDIA BLITAR – Perselingkuhan bisa saja terjadi ketika seseorang dekat dengan sahabat mereka dan secara tidak terduga berubah menjadi hubungan romantis. Terlalu banyak hal yang telah terjadi dan keduanya merasa hal tersebut sulit dihentikan.
Perselingkuhan sering dikaitkan dengan perilaku seseorang yang membohongi atau menipu pasangannya sendiri. Istilah ini sebenarnya memiliki artian yang cukup bervariasi, tergantung apa yang telah disepakati dalam hubungan setiap orang.
Dilansir dari Psych Central, perselingkuhan bisa saja terjadi tidak hanya sekali, tetapi bukan berarti orang yang melakukannya ketagihan selingkuh.
Baca Juga: Puan Maharani Sambangi Surya Paloh di NasDem Tower, Pengamat: Berkoalisi Jelang Pemilu 2024
Namun, bagi orang yang ketagihan selingkuh tidak melihat perilakunya ini sebagai penyelewengan. Bagi mereka, berselingkuh adalah sebuah prestasi yang dapat dibanggakan. Maka itu, perbedaan antara orang yang mengubah selingkuh menjadi candu dengan mereka yang terperosok ke lubang tersebut secara tidak sengaja adalah niat awal.
Orang yang sering berselingkuh memang sudah memiliki niat tersebut sejak awal sebelum hubungan terjadi. Di sisi lain, kebanyakan pasangan yang tidak setia awalnya tidak berniat untuk berselingkuh sampai mereka menyukai lawan selingkuhannya.
Bahkan, orang yang senang selingkuh terkadang memiliki sifat oportunis, alias hanya mengambil keuntungan dari kesenangan apapun tanpa peduli apa yang dipikirkan orang lain.
Perebut laki orang (pelakor) dan perebut bini orang (pebinor) adalah julukan orang yang menjadi selingkuhan. Istilah ini bisanya digunakan oleh netizen Indonesia.