Donald Trump Dilarikan ke Bunker, Saat Demonstran Mengepung Gedung Putih

- 2 Juni 2020, 08:46 WIB
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sempat diberitakan bahwa dirinya dibawa ke ruang perlindungan bawah tanah (bunker)
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sempat diberitakan bahwa dirinya dibawa ke ruang perlindungan bawah tanah (bunker) /

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sempat diberitakan bahwa dirinya dibawa ke ruang perlindungan bawah tanah (bunker), saat demonstran mengepung Gedung Putih pada Jumat pekan lalu.

Mendengar informasi tersebut, Trump pun membantah bahwa berita tersebut tidak lah benar.

Melalui akun Twitternya, Trump menulis "Berita Bohong" dalam akun Twitter @realDonaldTrump

Seperti dikutip dari Mirror, para pejabat mengakui bahwa Trump dan keluarganya tidak pernah dalam keadaan bahaya meskipun protes keras berlangsung selama tiga hari berturut-turut.

Berita lain menyebutkan, dilansir Fox News, Trump dikirim ke bunker bawah tanah di Gedung Putih, yang pernah digunakan selama ancaman teroris di masa lalu, akan tetapi hanya untuk 'waktu singkat'.

Trump masih tidak terlihat pada hari Minggu dan dilaporkan menolak untuk memberi keterangan di televisi sementara para demonstran kembali pada malam hari dan berhadapan dengan Garda Nasional dan polisi Washington.

Saat terjadinya kerusuhan yang meluas di berbagai kota di Amerika Serikat (AS), Presiden Donald Trump dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab atas situasi keamanan tersebut.

Hingga Minggu sore 31 Mei 2020, setidaknya dilaporkan ada dua warga sipil yang tewas. Ratusan orang ditahan karena dianggap melakukan perusakan fasilitas umum dan menyerang polisi.

Tidak hanya itu, sedikitnya dua wartawan juga terluka akibat tertembak peluru karet saat meliput kerusuhan di Minneapolis, Minnesota.

Wali Kota Muriel Bower memberlakukan jam malam hingga pukul 23.00 dalam upaya untuk menekan bentrokan pada malam hari.

Akan tetapi Trump mengunggah sebuah cuitan pada akun Twitternya dan menyalahkan kerusuhan yang terjadi disebabkan oleh kaum kiri radikal.

Protes telah memanas di beberapa kota di Amerika Serikat setelah kematian George Floyd di usia 46 tahun.

Seperti diketahui, George Floyd merupakan seorang pria berkulit hitam yang tidak bersenjata di Minneapolis dan dalam tahanan polisi pada pekan lalu.

Kerusuhan semakin menjadi ketika kematiannya pada Senin lalu dengan video yang menunjukan bahwa George Floyd sedang terengah-engah ketika seorang polisi berlutut di lehernya.

Dalam video tersebut, petugas Derek Chauvin terlihat menekan leher George Floyd dengan lututnya.

George Floyd pun meminta tolong dan memanggil nama ibunya serta mengatakan bahwa ia tidak dapat bernapas. Petugas tersebut pun telah dipecat dan didakwa atas pembunuhan.

Editor: Ninditoo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x