“Ada banyak warisan sejarah dan Islam di wilayah tersebut, seperti Masjid Makkah, yang harus didigitalkan untuk kepentingan semua orang,” katanya kala itu.
Proyek ini sendiri disebut “Virtual Hacerulesved”. Menyadur dari Techbriefly, proyek besar ini bakalan membuat bagian Ka'bah seperti batu Hajar al-Aswad dapat dikunjungi secara virtual ole umat Muslim.
“During his inauguration of the "Virtual Black Stone Initiative", President Sudais : “We have great religious and historical sites that we must digitize and communicate to everyone through the means of latest technologies” kata Haramain Sharifain dicuitan Twitter-nya @hsharifain, 13 Desember 2021 lalu.
Nantinya, akan ada kacamata VR yang dipakai warga untuk melihat Ka'bah. Dijanjikan, pengalaman itu tak Hanna memanjakan indera penglihatan dan pendengaran, tapi juga sentuhan dan bau.
Sebelumnya kontroversi sempat terjadi karena VR Ka'bah ini. Karena dikhawatirkan adanya Ka'bah dalam dunia metaverse tak dapat dikategorikan sebagai ibadah Haji.
Salah satunya ditegaskan oleh Lembaga Presidensi Urusan Keagamaan Turki (Diyanet). Itu karena syarat ibadah itu adalah menyentuh lantai Mekkah secara langsung.
“Ini (ibadah haji di Metaverse) tidak mungkin terjadi,” papar Direktur Departemen Haji dan Umrah Diyanet, Remzi Bircan, Hurriyet Daily News.
“Para kaum mukmin bisa membayar untuk kunjungan ke Ka'bah di metaverse, tetapi ini tak bisa dianggap sebagai ibadah sesungguhnya,” tambahnya.