Terancam Jadi Penyebar Super Covid-19 Junta Myanmar Menyerah, Bantuan Internasional Berdatangan

31 Juli 2021, 16:58 WIB
ILUSTRASI - Aktivis antikudeta Myanmar pada unjuk rasa di Myanmar /Foto: Reuters/ Stringer/

MEDIA BLITAR – Pasca diprediksi terancam menjadi penyebar super Covid-19, Junta Myanmar semakin kelabakan mencari bantuan dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan negara lain.

Pada hari Rabu, 28 Juli 2021 berdasarkan informasi dari Global New Light of Myanmar yang dikendalikan militer melaporkan bahwa kepala junta, Min Aung Hlaing, dalam pidatonya meminta bantuan internasional untuk menangani kasus Covid-19 di negeri seribu pagoda tersebut.

“Untuk meningkatkan kerja sama dengan komunitas internasional, termasuk Asean [Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara] dan negara-negara sahabat di pencegahan, pengendalian dan pengobatan Covid-19,” ujar Min Aung Hlaing, dilansir dari The Guardian

Namun, rincian kerja sama tersebut kurang begitu jelas.

Baca Juga: ASEAN Leaders’ Meeting Selesai Digelar, Presiden : Kekerasan di Myanmar Harus Dihentikan

Negara yang dikenal sebagai negeri seribu pagoda tersebut dikabarkan meminta bantuan dari negara China yang notabene adalah sekutu mereka.

Menanggapi hal tersebut berdasarkan dari Global New Light of Myanmar, China telah mengirimkan 736.000 dosis vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh Perusahaan Sinopharm. Bantuan tersebut telah tiba di Myanmar pada 22 Juli 2021.

Dalam laporan tersebut Myanmar menerima 500.000 vaksin COVID-19 sebagai sumbangan pertama dari Tiongkok pada April 2020 lalu.

Baca Juga: Bahas Krisis Myanmar, Indonesia Gelar ASEAN Leaders Meeting Besok di Jakarta

Sedangkan untuk gelombang kedua kali ini Myanmar akan menerima sekitar 2 juta dosis vaksin COVID-19 dan materi terkait dan akan tiba dalam tiga tahap pada 22, 23, dan 24 Juli. 4 juta dosis vaksin lainnya, yang dibeli, akan tiba antara Juli dan Agustus.

Selain itu, dalam laporan lainnya Myanmar juga menerima donasi terkait Covid-19 dari TICA (Thailand International Cooperation Agency). Thailand menyumbangkan peralatan laboratorium medis dan bahan pelindung melalui kedutaan Besar Thailand di Myanmar.

Sampai saat ini Junta Myanmar mengklaim bahwa angka terjangkit Covid-19 hanya di bawah 5000 orang saja, namun jumlah kasus tersebut diperkirakan lebih tinggi dari yang dilaporkan.

Baca Juga: Buntut Kudeta Militer Myanmar, Bandara Internasional Yangon Ditutup

Kini kondisi pandemi di Myanmar memang semakin tak terkendali, hal itu diperparah dengan kondisi politik yang tak kunjung membaik.

Penanganan Covid-19 terganggu akibat sejumlah dokter, perawat dan tenaga kesehatan memilih untuk mogok dan bersembunyi sebagai bentuk protes adanya kudeta pada Februari lalu.

Tak sampai disitu, pemerintah Myanmar pun semakin terjepit tatkala persediaan oksigen bagi pasien Covid-19 tak bisa tercukupi***

Editor: Rezky Putri Harisanti

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler