Network
MEDIA BLITAR - Bagi penggemar film animasi, bulan ini hadir satu film yang wajib ditonton: "Totto Chan: The Little Girl at the Window". Film animasi Jepang ini telah dirilis secara global setelah penayangan perdananya di Jepang pada Desember lalu dan akan tayang di bioskop Indonesia mulai 1 Mei 2024. Mari kita kenali lebih dalam tentang film ini, yang diadaptasi dari novel terlaris di Jepang.
Adaptasi dari Novel Terlaris
"Totto Chan The Little Girl at the Window" diadaptasi dari novel karya Tetsuko Kuroyanagi. Novel ini pertama kali dirilis pada tahun 1981 dan segera menjadi bestseller di Jepang. Karya ini tidak hanya menjadi favorit di Jepang, tetapi juga diakui secara global. Menurut halaman Nippon, novel ini telah terjual sebanyak 25 juta eksemplar di seluruh dunia dan masuk dalam Guinness World Records sebagai salah satu novel terlaris sepanjang masa. Kesuksesan novel ini tidak hanya mengubah karier Tetsuko Kuroyanagi sebagai penulis, tetapi juga memberikan inspirasi bagi banyak pembaca di seluruh dunia.
Sinopsis Film
Film ini berfokus pada kisah seorang gadis kecil berusia tujuh tahun bernama Totto, yang selalu bersemangat dan penuh rasa ingin tahu terhadap dunia di sekelilingnya. Namun, sifat ceria dan keingintahuannya membuat guru di sekolahnya menganggap Totto sebagai murid yang nakal, sehingga dia dikeluarkan dari sekolah umum setempat. Totto kemudian mulai bersekolah di sebuah sekolah baru yang memiliki pendekatan pendidikan yang unik, di mana anak-anak bebas mengeksplorasi apa pun yang mereka minati. Di sekolah barunya, Totto mulai berkembang dan menemukan jati dirinya, meskipun Jepang saat itu sedang terjerumus ke dalam Perang Dunia Kedua.
Film ini menonjolkan karakter-karakter yang khas dan menyampaikan pesan penting tentang pendidikan anak-anak serta konsekuensi perang melalui sudut pandang anak-anak. Penonton akan diajak tertawa dan menangis bersama Totto dalam perjalanan hidupnya. Lagu penutup film yang dinyanyikan oleh Aimyon semakin memperkuat nuansa emosional cerita ini.
Pengaruh dan Dampak Perang
Kisah Totto tidak hanya berhenti pada eksplorasi pendidikan dan kehidupannya sehari-hari. Film ini juga menggambarkan dampak perang terhadap anak-anak dan masyarakat. Totto, meskipun masih kecil, harus menghadapi kenyataan keras dari Perang Dunia Kedua. Sekolah barunya menjadi tempat perlindungan sekaligus tempat dia bisa berkembang dan menemukan arti hidup di tengah kekacauan perang. Melalui film ini, penonton diajak melihat betapa pentingnya pendidikan yang memahami kebutuhan dan potensi anak, serta bagaimana trauma perang bisa mempengaruhi generasi muda.
Sekuel Novel: Totto-Chan Part 2
Kesuksesan "Totto-Chan: The Little Girl at the Window" telah mendorong Tetsuko Kuroyanagi untuk menulis sekuel novel ini. Sekuel yang berjudul "Totto-Chan Part 2" mengambil latar belakang peristiwa invasi Rusia ke Ukraina dan bercerita tentang kelanjutan hidup Totto setelah serangan udara di Tokyo pada tahun 1945. Dalam sekuel ini, Totto yang kini mengungsi ke prefektur utara Aomori, melanjutkan pendidikannya di sekolah musik, menjadi aktris kontrak dengan Japan Broadcasting Corp, dan akhirnya pergi ke New York untuk belajar lebih jauh. Novel ini diharapkan akan dirilis pada bulan Oktober 2023 dan diprediksi akan meraih kesuksesan seperti pendahulunya.
"Totto-Chan: The Little Girl at the Window" bukan hanya sebuah film animasi biasa, tetapi sebuah karya yang menginspirasi dan mengajak penonton merenungkan pentingnya pendidikan yang manusiawi dan dampak perang terhadap generasi muda. Diadaptasi dari novel terlaris karya Tetsuko Kuroyanagi, film ini menghadirkan cerita yang mengharukan dan penuh pesan moral. Dengan tayang di bioskop Indonesia mulai 1 Mei 2024, film ini menjadi tontonan wajib bagi para pecinta animasi dan mereka yang ingin mendapatkan kisah inspiratif yang membekas di hati.
Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan film ini dan merasakan pengalaman menonton yang penuh dengan emosi dan pelajaran hidup. Totto-Chan tidak hanya akan menghibur, tetapi juga menginspirasi dan mengajak kita untuk melihat dunia dari perspektif yang berbeda.***
