MEDIA BLITAR - Film dokumenter "Dirty Vote" telah menjadi perbincangan hangat sejak dirilis di YouTube pada Minggu, 11 Februari 2024. Film ini menggambarkan sejumlah instrumen pemerintahan yang diduga bertujuan untuk memenangkan pemilu sambil merusak tatanan demokrasi.
Durasi film yang mencapai 1 jam 57 menit 21 detik menampilkan tiga tokoh utama: Bivitri Susanti, Zainal Arifin Mochtar, dan Feri Amsari, yang notabene adalah dosen serta memiliki latar belakang sebagai pakar hukum tata negara.
Profil Bivitri Susanti: Mengabdi dalam Hukum dan Akademisi
Bivitri Susanti, seorang pengajar di Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera, telah menorehkan namanya dalam dunia hukum Indonesia. Perjalanan karirnya dimulai dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI), di mana ia menyelesaikan gelar sarjana pada tahun 1999.
Keinginan untuk lebih mendalami ilmu hukum membawanya melanjutkan studi ke Universitas Warwick di Inggris, di mana ia meraih gelar Master of Laws (LL.M.) pada tahun 2002.
Selain menjadi pengajar, Bivitri juga memiliki pengalaman luas di luar negeri, termasuk menjadi research fellow di Harvard Kennedy School of Government (2013-2014), visiting fellow di Australian National University (2016), dan visiting professor di University of Tokyo (2018).
Dedikasinya dalam bidang hukum tata negara, HAM, dan anti-korupsi diakui dengan berbagai penghargaan, seperti Anugerah Konstitusi M. Yamin dan Pemikir Muda Hukum Tata Negara.