Rasuna Said dijuluki sebagai Singa Betina Pergerakan Kemerdekaan Indonesia. Ia adalah sah satu pahlawan wanita dari Sumatra Barat yang dikenal sangat konsen dalam menyuarakan isu-isu sosial, terutama hak-hak seorang wanita pada zamannya.
Rasuna Said juga berkecimpung di bidang jurnalistik. Mengutip dari buku Nama dan Kisah Pahlawan Indonesia karangan Angga Priatna dan Aditya Fauzan Hakim, beliau menjadi pemimpin salah satu redaksi majalah "Menara Putri".
Melalui karya-karya jurnalistik, Rasuna Said memperjuangkan kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan dalam batas-batas keislaman dan memuat permasalahan yang dihadapi perempuan kala itu.
Semangat juangnya yang membara membuatnya dekat dengan sejumlah tokoh pergerakan nasional, salah satunya Soekarno. Hingga akhirnya Rasuna Said hijrah ke Jakarta dan menduduki posisi penting di pemerintahan.
Setelah kemerdekaan, Rasuna Said menjadi anggota DPR-RIS sebelum menjabat sebagai anggota DPA.
Rasuna lahir di dekat Danau Maninjau di Sumatera Barat pada hari ini, Rabu 14 September pada tahun 1910.
Sejak usia dini, dia kerap menyuarakan isu sosial dan hak-hak perempuan. Keuletan dan kecerdasannya sebagai siswa, dengan cepat membuka jalan untuk menjadi asisten guru, yang memotivasi gadis-gadis muda untuk bermimpi besar.
Pada tahun 1926, Rasuna diundang untuk bergabung dengan Sarikat Rakyat, atau Gerakan Rakyat diikuti oleh Gerakan Islam pada tahun 1930 yang membawanya untuk menyelenggarakan Persatuan Muslim Indonesia (PERMI) yang kritis terhadap kolonialisme Belanda dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan.