Meskipun Falcon sudah memfasilitasi psikolog sebagai rujukan, Vino G Bastian merasa belum puas hingga datang ke sekolah anaknya dan berbicara dengan psikolog dan psikiater yang berada di sekolah tersebut.
“Saya datang ke sekolah anak saya ngomong sama psikolog dan psikiater di situ. Akhirnya saya ketemu lagi untuk mencari role modelnya di salah satu panti di Jakarta Barat,” kata pemeran utama Film Miracle in Cell Indonesia tersebut.
Baca Juga: Kondisi Terkini Tukul Arwana, Semangat Sembuh dan Direncanakan Segera Operasi Lagi
Semenjak memerankan peran ini, Vino menemukan cara pandang yang beda tentang seorang berkebutuhan khusus.
Ia memandang Tuhan telah memberikan porsi yang adil bagi setiap manusia, meskipun terdapat kekurangan, pasti aka nada kelebihan yang tidak dimiliki orang yang dianggap normal.
Vino berharap dengan remake film ini, masyarakat bisa memahami pesan secara lebih dekat dan mengena karena mungkin saja pesan dari film aslinya tidak tersampaikan dengan baik akibat terkendala Bahasa.
“Tapi, ini sebuah penghargaan kita bahwa ada sebuah karya yang besar di sana dan punya pesan yang luar biasa yang kita mau adaptasi di sini biar secara bahasa tidak ada gap. Jadi orang bisa melihat kebaikan ini lebih dekat,” katanya.
Meskipun seringkali dianggap plagiat, ia tidak bosan mengedukasi masyarakat bahwa film plagiat berbeda dengan remake, yang mana film remake ini memiliki izin yang resmi.***