Sayangnya hingga saat ini, para ahli sejarah yang telah mempelajari asal-usulnya, mengatakan bahwa sangat sedikit bukti dari kisah-kisah yang beredar ini.
Pada akhirnya yang benar-benar bisa dibuktikan kebenarannya mengenai hari Valentine, hanyalah puisi cinta akhir abad pertengahan, karya penyair Inggris Geoffrey Chaucer.
“The two stories that everybody talks about, the bishop and the priest, they’re so similar that it makes me suspicious,” kata Bruce Forbes, profesor studi agama di Morningside College di Iowa.
Beliau mengatakan masih bingung dan menyelidiki tentang kebenaran dua cerita mengenai St. Valentine yang mirip tersebut.
Sebagai informasi, Valentine adalah nama yang populer di Roma kuno, dan setidaknya ada 50 cerita tentang orang-orang suci yang berbeda dengan menggunakan nama itu.
Bukti sejarah begitu samar sehingga tidak jelas kebenaran cerita yang beredar selama ini.
Jika ingin sekedar tahu mengenai siapa sebenarnya Valentine, maka merujuk dari gelar namanya, dia adalah seorang Santo atau pendeta yang dianggap suci bagi umatnya.
Walaupun belum ada petunjuk jelas mengenai kebenaran dia adalah pencetus hari Valentine saat ini, namun wujud St. Valentine dipastikan ada, kita bisa melihat tengkoraknya di Basilica of Santa Maria di Cosmedin, Roma.***