Siapa Sebenarnya Sosok Rasuna Said? Pahlawan Wanita Indonesia Muncul di Google Doodle Ternyata Ini Profilnya

14 September 2022, 14:07 WIB
Siapa Sebenarnya Sosok Rasuna Said? Pahlawan Wanita Indonesia Muncul di Google Doodle Ternyata Ini Profilnya /Google Doodle

MEDIA BLITAR – Siapa sebenarnya sosok Rasuna Said yang ditampilkan di ilustrasi desain doodle hari ini, Rabu 14 September 2022? Jasa apa yang diberikan kepada bangsa Indonesia sehingga diperingati oleh Google? Nah bagi kamu yang belum tahu siapa sosok pahlawan wanita Indonesia asal Sumatra Barat ini simak penjelasannya lengkap dengan profilnya disini.

Mengutip dari situs Google Doodle, Rabu 14 September 2022 ternyata Doodle hari ini menampilkan Rasuna Said karena tepat hari ini adalah ulang tahun ke-112 pahlawan asal Tanah Minang tersebut.

 “Doodle hari ini merayakan ulang tahun ke-112 Rasuna Said, yang dikenang sebagai Singa Betina Pergerakan Kemerdekaan Indonesia,” kata keterangan Google Doodle yang disadur oleh Media Blitar, Rabu 14 September 2022.

Baca Juga: Lirik Lagu Until I Found You dari Stephen Sanchez Versi Em Beihold yang Viral di TikTok: Until I Found Her

“Pada tahun 1932, Rasuna ditangkap karena berbicara menentang kekuasaan Belanda. Ribuan orang menghadiri persidangannya di Payakumbuh pada tahun 1932. Pidato pembelaannya menginspirasi dan diberikan tanpa ragu-ragu,” lanjut Google Doodle dari keterangannya.

"Selamat ulang tahun, Rasuna," tambah yang disampaikan Google Doodle.

Melalui pidato-pidatonya yang menentang keras pemerintah kolonial Belanda, Rasuna Said menjadi salah satu tokoh perempuan yang disegani pada kala itu.

Selain itu, ia juga kerap memperjuangkan hak-hak perempuan melalui pandangannya yang gigih dan luas. Dikenal sebagai politisi dan orator yang handal, bagaimana profil dan kisah perjuangan Rasuna Said? Simak informasinya di bawah ini.

Baca Juga: Google Doodle Tampilkan Rasuna Said Pahlawan Wanita Indonesia dari Sumatra Barat, Siapa Sosok Rasuna Said?

Rasuna Said dijuluki sebagai Singa Betina Pergerakan Kemerdekaan Indonesia. Ia adalah sah satu pahlawan wanita dari Sumatra Barat yang dikenal sangat konsen dalam menyuarakan isu-isu sosial, terutama hak-hak seorang wanita pada zamannya.

Rasuna Said juga berkecimpung di bidang jurnalistik. Mengutip dari buku Nama dan Kisah Pahlawan Indonesia karangan Angga Priatna dan Aditya Fauzan Hakim, beliau menjadi pemimpin salah satu redaksi majalah "Menara Putri".

Melalui karya-karya jurnalistik, Rasuna Said memperjuangkan kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan dalam batas-batas keislaman dan memuat permasalahan yang dihadapi perempuan kala itu.

Baca Juga: TIKET ONLINE Pertandingan Indonesia U-20 vs Timor Leste, Vietnam vs Hongkong Kualifikasi Piala Asia U-20 2023

Semangat juangnya yang membara membuatnya dekat dengan sejumlah tokoh pergerakan nasional, salah satunya Soekarno. Hingga akhirnya Rasuna Said hijrah ke Jakarta dan menduduki posisi penting di pemerintahan.

Setelah kemerdekaan, Rasuna Said menjadi anggota DPR-RIS sebelum menjabat sebagai anggota DPA.

Rasuna lahir di dekat Danau Maninjau di Sumatera Barat pada hari ini, Rabu 14 September pada tahun 1910.

Baca Juga: LIVE STREAMING Indonesia VS Timor Leste, Vietnam vs Hongkong Grup F Kualifikasi Piala Asia U-20 2023 Hari ini

Riwayat Hidup dan Pendidikan Rasuna Said

Mengutip dari buku Kisah Perjuangan Pahlawan Indonesia karangan Lia Nuralia dan Iim Imadudin, Rasuna Said lahir pada 14 September 1910 di Agam, Sumatera Barat.

Ayahnya bernama Haji Muhammad Said yang merupakan seorang pengusaha dan tokoh yang sangat dihormati.

Masa kecil Rasuna Said dihabiskan di tanah kelahirannya, Sumatera Barat. Di sana, ia menekuni pendidikan Al-Qur'an dan budaya Minang.

Ia menimba ilmu di Sekolah Dasar dan melanjutkan pendidikan ke Pesantren Ar-Rasyidiyah. Kala itu, Rasuna Said menjadi santri perempuan satu-satunya di pesantren tersebut. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikannya ke School Putri di Padang Panjang.

Baca Juga: TERBARU RESMI Daftar 23 Pemain Timnas U-20 Indonesia di Kualifikasi Piala Asia U-20 2023: Klub, Posisi, Nomor

Rasuna Said wafat di Jakarta pada tanggal 2 November 1965. Jasadnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Berjuang untuk Kaum Perempuan

Rasuna Said memiliki tekad yang kuat untuk memajukan pendidikan kaum wanita. Dalam buku Ensiklopedia Pahlawan Indonesia dari Masa ke Masa yang ditulis oleh Riza Dwi Aningtyas dijelaskan bahwa ia sempat mengajar di Diniyah School Putri, tempat di mana ia mengenyam pendidikan.

Saat itu, Rasuna Said sadar bahwa untuk memajukan kaum perempuan dibutuhkan perjuangan politik, tidak hanya dengan mendirikan sebuah sekolah.

Baca Juga: Miliki Upah Rp200 Ribu, Guru Honorer di Kediri Habiskan Gaji untuk Siswa Kurang Mampu Beli Sepatu

Ia sempat ingin memasukkan pendidikan politik di kurikulum sekolah Diniyah School Putri, namun ditolak. Akhirnya, ia berhenti mengajar dan mulai berkecimpung di kancah politik untuk melanjutkan perjuangannya.

Sejak usia dini, dia kerap menyuarakan isu sosial dan hak-hak perempuan. Keuletan dan kecerdasannya sebagai siswa, dengan cepat membuka jalan untuk menjadi asisten guru, yang memotivasi gadis-gadis muda untuk bermimpi besar.

Pada tahun 1926, Rasuna diundang untuk bergabung dengan Sarikat Rakyat, atau Gerakan Rakyat diikuti oleh Gerakan Islam pada tahun 1930 yang membawanya untuk menyelenggarakan Persatuan Muslim Indonesia (PERMI) yang kritis terhadap kolonialisme Belanda dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan.

Baca Juga: Kapan Film Confidential Assignment 2: Internasional Tayang di Indonesia? Cek Tanggalnya

Lalu pada tahun 1931, Rasuna pindah ke Padang untuk meluncurkan divisi perempuan di PERMI. Fokusnya adalah membuka sekolah sastra untuk perempuan di seluruh Sumatera Barat.

Pada usia 24 tahun, setelah dibebaskan dari penjara pada tahun 1934, Rasuna memulai karir jurnalistiknya dan menulis untuk jurnal perguruan tinggi bernama Raya.

Selama beberapa tahun berikutnya, Rasuna membuka lebih banyak sekolah untuk anak perempuan dan berbicara atas nama kelompok wanita Muslim yang tak terhitung jumlahnya.

Pada tahun 1945, setelah bekerja tanpa lelah untuk menanamkan nasionalisme dan anti-kolonialisme melalui tulisannya, Indonesia memperoleh kemerdekaannya.

Pada tahun 1974, Rasuna kemudian dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia atas semua jasa-jasanya.***

Editor: Farra Fadila

Tags

Terkini

Terpopuler