Google Doodle Tampilkan Rasuna Said Pahlawan Wanita Indonesia dari Sumatra Barat, Siapa Sosok Rasuna Said?

14 September 2022, 13:46 WIB
Google Doodle Tampilkan Rasuna Said Pahlawan Wanita Indonesia dari Sumatra Barat, Siapa Sosok Rasuna Said? /Google Doodle

MEDIA BLITAR – Google menampilkan ilustrasi desain doodle pahlawan Indonesia, Rasuna Said pada Rabu 14 September 2022.  Banyak yang bertanya-tanya siapa sebenarnya sosok Siapa Sosok Rasuna Said pahlawan dari Sumatra Barat ini.

Jika kamu mengakses URL Google.com dan Google.co.id, akan terlihat ilustrasi sosok wanita berkacamata dan berkerudung. Dalam ilustrasi tersebut perempuan tersebut tampak memegang sebuah mikrofon yang menyerupai huruf ‘O’ pada kata ‘Google’.

Ada pula beberapa carik kertas yang menghiasi di latar belakang. Sosok wanita itu berdiri di depan kelompok wanita muslimah lainnya, layaknya pemimpin, dengan ekspresi yang sumringah.

Baca Juga: TIKET ONLINE Pertandingan Indonesia U-20 vs Timor Leste, Vietnam vs Hongkong Kualifikasi Piala Asia U-20 2023

Mengutip dari situs Google Doodle, Rabu 14 September 2022 ternyata Doodle hari ini menampilkan Rasuna Said karena tepat hari ini adalah ulang tahun ke-112 pahlawan asal Tanah Minang tersebut.

 “Doodle hari ini merayakan ulang tahun ke-112 Rasuna Said, yang dikenang sebagai Singa Betina Pergerakan Kemerdekaan Indonesia,” kata keterangan Google Doodle yang disadur oleh Media Blitar, Rabu 14 September 2022.

“Pada tahun 1932, Rasuna ditangkap karena berbicara menentang kekuasaan Belanda. Ribuan orang menghadiri persidangannya di Payakumbuh pada tahun 1932. Pidato pembelaannya menginspirasi dan diberikan tanpa ragu-ragu,” lanjut Google Doodle dari keterangannya.

Baca Juga: LIVE STREAMING Indonesia VS Timor Leste, Vietnam vs Hongkong Grup F Kualifikasi Piala Asia U-20 2023 Hari ini

"Selamat ulang tahun, Rasuna," tambah yang disampaikan Google Doodle.

Rasuna Said dijuluki sebagai Singa Betina Pergerakan Kemerdekaan Indonesia. Ia adalah sah satu pahlawan wanita dari Sumatra Barat yang dikenal sangat konsen dalam menyuarakan isu-isu sosial, terutama hak-hak seorang wanita pada zamannya.

Rasuna Said juga berkecimpung di bidang jurnalistik. Mengutip dari buku Nama dan Kisah Pahlawan Indonesia karangan Angga Priatna dan Aditya Fauzan Hakim, beliau menjadi pemimpin salah satu redaksi majalah "Menara Putri".

Baca Juga: TERBARU RESMI Daftar 23 Pemain Timnas U-20 Indonesia di Kualifikasi Piala Asia U-20 2023: Klub, Posisi, Nomor

Melalui karya-karya jurnalistik, Rasuna Said memperjuangkan kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan dalam batas-batas keislaman dan memuat permasalahan yang dihadapi perempuan kala itu.

Semangat juangnya yang membara membuatnya dekat dengan sejumlah tokoh pergerakan nasional, salah satunya Soekarno. Hingga akhirnya Rasuna Said hijrah ke Jakarta dan menduduki posisi penting di pemerintahan.

Setelah kemerdekaan, Rasuna Said menjadi anggota DPR-RIS sebelum menjabat sebagai anggota DPA.

Baca Juga: LIVE VIDIO, Timnas Indonesia U-20 vs Timor Leste Kualifikasi Piala Asia U-20 2023 Hari ini 14 September 2022

Rasuna lahir di dekat Danau Maninjau di Sumatera Barat pada hari ini, Rabu 14 September pada tahun 1910.

Sejak usia dini, dia kerap menyuarakan isu sosial dan hak-hak perempuan. Keuletan dan kecerdasannya sebagai siswa, dengan cepat membuka jalan untuk menjadi asisten guru, yang memotivasi gadis-gadis muda untuk bermimpi besar.

Pada tahun 1926, Rasuna diundang untuk bergabung dengan Sarikat Rakyat, atau Gerakan Rakyat diikuti oleh Gerakan Islam pada tahun 1930 yang membawanya untuk menyelenggarakan Persatuan Muslim Indonesia (PERMI) yang kritis terhadap kolonialisme Belanda dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan.

Baca Juga: Dampak Peristiwa G30S PKI Bagi Perjalanan Perkembangan Bangsa Indonesia, Apa Saja?

Lalu pada tahun 1931, Rasuna pindah ke Padang untuk meluncurkan divisi perempuan di PERMI. Fokusnya adalah membuka sekolah sastra untuk perempuan di seluruh Sumatera Barat.

Pada usia 24 tahun, setelah dibebaskan dari penjara pada tahun 1934, Rasuna memulai karir jurnalistiknya dan menulis untuk jurnal perguruan tinggi bernama Raya.

Selama beberapa tahun berikutnya, Rasuna membuka lebih banyak sekolah untuk anak perempuan dan berbicara atas nama kelompok wanita Muslim yang tak terhitung jumlahnya.

Pada tahun 1945, setelah bekerja tanpa lelah untuk menanamkan nasionalisme dan anti-kolonialisme melalui tulisannya, Indonesia memperoleh kemerdekaannya.

Pada tahun 1974, Rasuna kemudian dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia atas semua jasa-jasanya.***

Editor: Farra Fadila

Tags

Terkini

Terpopuler