Waspada Gejala Pneumonia yang Bunuh Hampir 750.000 Anak, Begini Cara Cegah Anak Agar Tak Kena Pneumonia

- 28 Februari 2022, 14:15 WIB
Waspada Gejala Pneumonia yang Bunuh Hampir 750.000 Anak, Begini Cara Cegah Anak Agar Tak Kena Pneumonia
Waspada Gejala Pneumonia yang Bunuh Hampir 750.000 Anak, Begini Cara Cegah Anak Agar Tak Kena Pneumonia //Pexels/cottonbro/

MEDIA BLITAR – Pneumonia merupakan penyakit yang menyerang paru-paru manusia bisa menyerang siapa saja termasuk anak. Bakteri Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenzae tipe b (Hib) dan virus pernapasan syncytial masuk melalui pernapasan atau secara aspirasi (terhirup) secara tidak sengaja, lalu memicu respon imun tubuh dan menyebabkan reaksi peradangan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, pneumonia membunuh 740.180 anak di bawah usia 5 tahun pada 2019, terhitung 14 persen dari semua kematian anak di bawah lima tahun, dan 22 persen dari semua kematian pada anak berusia 1 hingga 5 tahun.

Baca Juga: Sering Kali Dijumpai, Ternyata Ini Manfaat Minyak Kayu Putih untuk Kesehatan, Salah Satunya Atasi Rasa Sakit

Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dr. Cynthia Centauri, Sp.A mengungkapkan, Indonesia pada tahun 2017 sempat menduduki posisi ketujuh di dunia sebagai negara dengan kasus pneumonia tertinggi.

Sejumlah hal antara lain imunitas rendah semisal akibat kurang gizi, hunian padat, status ekonomi rendah, penyakit yang menyertai sebelumnya seperti HIV dan campak, polusi udara, asap rokok dan imunisasi belum lengkap, dikatakan menjadi faktor risiko seseorang bisa terkena penyakit ini.

Baca Juga: Sempat Terkena Pneumonia! Jane Shalimar Akhirnya Meninggal Dunia Pagi Ini Karena Covid-19

Mereka khusus anak yang terkena pneumonia umumnya merasakan gejala dan tanda seperti batuk, sesak yang ditandai dengan napas cepat, adanya tarikan dada, napas cuping hidung, tampak biru, penurunan saturasi oksigen. Napas cepat pada anak bisa dilakukan melalui pengukuran frekuensi pernapasan dalam satu menit.

Gejala lainnya yang umum timbul yakni pasien sulit makan dan minum, kesadaran menurun yang ditandai dengan lebih banyak tidur atau tampak lemah, demam atau hipotermia, kejang, suara nafas tambahan, dan gejala penyerta lain seperti diare, muntah dan sebagainya.

Mereka dengan gejala ini dapat dirawat di rumah sakit terutama apabila sudah sulit bernapas atau merintih, ada penurunan saturasi oksigen, sulit makan, atau memiliki penyakit penyerta.

Halaman:

Editor: Annisa Aprilya Putri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x