Om Hao Ungkap Benang Merah Ramalan Jangka Jayabaya, Mitos Jawa Sigar Dadi Loro dan Letusan Gunung Semeru

- 6 Desember 2021, 18:13 WIB
Om Hao Ungkap Benang Merah Ramalan Jangka Jayabaya, Mitos Jawa Sigar Dadi Loro dan Letusan Gunung Semeru
Om Hao Ungkap Benang Merah Ramalan Jangka Jayabaya, Mitos Jawa Sigar Dadi Loro dan Letusan Gunung Semeru /Antara News/

MEDIA BLITAR - Om Hao Kisah Tanah Jawa pernah mengungkapkan perihal ramalan jangka Jayabaya dan Pulau Jawa terbelah menjadi dua (mitos Jawa sigar dadi loro)serta kemungkinan keterhubungan letusan gunung pemicu terbelahnya Pulau Jawa secara fisik. Seperti yang sudah diketahui, public dikejutkan dengan meletusnya Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang pada Sabtu, 4 Desember 2021.

Kejadian erupsi Gunung Semeru terjadi secara tiba-tiba, bahkan banyak yang percaya bahwa hal tersebut bagian dari ramalan jangka Jayabaya dan mitos Jawa Sigar dadi loro alias Pulau Jawa terbelah dua.

Ramalan Jangka Jayabaya adalah ramalan yang berhubungan dengan rentang waktu tertentu yang diprediksi oleh Prabu Jayabaya penguasan Kerajaan Kediri berhubungan dengan suatu fenomena di masa mendatang.

Baca Juga: Momen Mengharukan, Seorang Ibu Terjang Hujan Abu Vulkanik Selamatkan Anak Saat Erupsi Gunung Semeru

Om Hao Kisah Tanah Jawa mengungkapkan bahwa syair ramalan Jangka Jayabaya memiliki beberapa keakuratan kejadian nyata, tanpa terkecuali kejadian Jawa terbelah menjadi dua. Peristiwa tersebut sudah terbukti semenjak zaman kolonial. diprediksi dari Jangka Jayabaya terdiri atas syair-syair yang ditulis di daun lontar.

“Dalam arti begini juga sih Mas, kalau di era kini itu beberapa jangka beliau itu terbukti kebenarannya atau terbukti secara tepatnya itu, secara akurasinya. Cuma yang ditulis dalam surat itu semua dalam bentuk syair-syair juga terjemahan seperti “Jaran Doyan Mangan Sambel”, ujar Om Hao dikutip Media Blitar dari Kanal Youtube Kisah Tanah Jawa berjudul Akankah Jawa Terbelah Menjadi Dua?

Selain perumpamaan Jaran Doyan Mangan Sambel sebagai kata kiasan dari ojek online. Perumpamaan lainnya seperti Maling Lungguh Wetenge Blenduk (Koruptor), Kreto Tanpo Jaran (Mobil), dan lain sebagainya.

Baca Juga: Misteri Letusan Gunung Semeru Nagih Janji, Terawangan Anak Indigo Terbukti : Ada Hal Belum Terselesaikan

Om Hao juga mengungkapkan perihal waktu peristiwa yakni, retrokognisi dan prekognisi. Dua istilah tersebut berhubungan dengan bentangan waktu di masa lalu dan masa depan.

“Kemudian menjadi retrokognisi yang kemudian kita retro kembali jadi jangka itu ya bentangan waktu sebenarnya, bentangan waktu ke depan pre ke belakang retro,” kata Om Hao

Halaman:

Editor: Farra Fadila


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x