Network
MEDIA BLITAR – Kondisi ekonomi Indonesia akhir-akhir ini dikabarkan mengalami minus. Bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan jika kondisi tidak kunjung membaik, bukan tidak mungkin Indonesia akan mengalami resesi.
Hal ini diutarakan selaras oleh Febrio Kacaribu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, ekonomi Indonesia berada di kondisi tidak baik dan diprediksi akan mengalami resesi pada kuartal III tahun 2020. Berita ini langsung membuat nilai tukar Rupiah merosot di mata global.
Baca Juga: Najwa Shihab Kena Sembur Luhut Binsar Pandjaitan: Kamu Ngapain Memprovokasi Gambar Kayak Gini?
"Kalau dilihat di kuartal I melambat di bawah 5 persen, kuartal II apalagi, dalam sekali. Kuartal III expect di kisaran -2,9 persen dan -1 persen, berarti sudah resesi," ujar Febrio secara virtual pada Jumat, 25 September 2020.
Pada spot perdagangan hari ini Jumat 25 September 2020 nasib rupiah semakin tragis di depan Dollar AS yang justru dari hari ke hari semakin kuat. Hingga pukul 14.35 WIB, rupiah terdepresiasi sedalam -0,60 persen ke level Rp14.936 per dolar AS. Sebelumnya, rupiah bahkan tumbang ke level terdalam di angka Rp14.942 per dolar AS.
Baca Juga: Tetap Memesona Meski Sudah Jadi Ayah, Ini Lirik dan Terjemahan Lagu Better Zayn Malik
Seperti yang telah diberitakan Warta Ekonomi pada artikel "Duarr..! Bak Disambar Geledek, Rupiah Ambruk Gak Karuan Gara-Gara Kemenkeu Bilang...", posisi Rupiah semakin terhimpit oleh dolar Australia (-1,15 persen), poundsterling (-1,04 persen), dan euro (-0,73 persen).
Selain itu, secara bersamaan mata uang Asia menyerang rupiah dan menempatkan sang Garuda di posisi terbawah.
Baca Juga: Gawat! Ratusan Ribu Peserta Kartu Prakerja di Cabut Kepesertaannya, Simak Penjelasan Berikut
